Aksi kekerasan terus melanda Irak. Senin (5/6) sejumlah orang bersenjata tak dikenal dengan mengenakan seragam aparat kepolisian menculik 50 orang, dua di antaranya warga Suriah. Tak tanggung-tanggung aksi penculikan terjadi pada siang bolong di wilayah Ash-Shalihiyyah, Baghdad. Sementara kelompok bersenjata lainnya menembaki 11 mahasiswa di wilayah Ad-Daurah.
Seperti dijelaskan Departemen Dalam Negeri Irak, orang-orang bersenjata itu mengenakan seragam kepolisian dengan mengenderai enam mobil sipil. Mereka bergerak secara terorganisir di sebuah jalan yang ramai yang dihuni oleh perusahan-perusahaan wisata dan transportasi, lalu mereka menculik 50 orang yang terdiri dari para supir dan pegawai perusahaan-perusahaan itu, para pelancong dan orang-orang yang kebetulan berada di tempat kejadian, di antaranya dua warga Suriah.
Atas aksi penculikan itu, komandan yang berada di bawah otoritas Depdagri menampik keterlibatannya atau salah satu anak buahnya dalam operasi tersebut.
Sebuah umber surat kabar Al-Ahram di Depdagri Irak mengatakan, orang-orang bersenjata itu menghentikan sebuah minibus yang tengah mengangkut 11 mahasiswa yang akan pulang ke rumah di wilayah al-Mahdiyyah ad-Daurah. Mereka langsung menembak mati para mahasiswa itu.
Selain kejadian penembakan dan penculikan, Al-Ahram juga melaporkan terbunuhnya 14 orang dalam berbagai serangan berdarah secara terpisah di Baghdad, Baqubah, Moshul, Kirkuk, Ramadi, dan ditemukannya sebuah mayat tanpa identitas dengan bekas tusukan di sekujur badannya di kampung al-Wasithi, Kirkuk.
AS Akui Bunuh Warga Sipil Irak
Sementara itu, militer AS akhirnya mengakui tentaranya telah menewaskan 3 warga sipil Irak dan melukai 4 lainnya dalam latihan yang menggunakan granat-granat pelontar di Utara Baghdad pada Jum’at (2/6) pekan lalu.
Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan militer AS disebutkan, satuan Infanteri IV AS telah melepaskan pelontar granat dalam sebuah latihan militer, yang kemudian menimpa sebuah rumah di Desa Habhab, Utara Baghdad, secara tidak disengaja.
Sebelumnya, pada Sabtu (3/6) lalu militer AS membantah keterlibatan tentaranya dalam kasus pembunuhan terhadap 11 warga sipil Irak di Kota Al-Ishaqi, Utara Irak. Bantahan AS itu menyeruak di tengah laporan terkait keterlibatan Marinir AS atas pembunuhan 24 warga Irak pada 19 Novemver lalu di kota Haditsah.(ilyas/ahram)