Krisis ekonomi yang melanda AS membuat tingkat pengangguran di negeri adidaya itu meningkat tajam. Ketiadaan lapangan kerja membuat para pengangguran di AS bersedia melakukan kerja apa saja asal bisa bertahan hidup. Salah pekerjaan yang banyak dipilih para pengangguran di AS adalah masuk dinas militer alias menjadi tentara, bahkan oleh para pengangguran yang usianya sudah beranjak tua.
Sampai pertengahan tahun 2009, militer AS menerima 1.800 lamaran atau meningkat sebesar 59 persen pada periode yang sama tahun 2008. Rata-rata pelamar berusia 30 tahun atau lebih. Melihat jumlahnya, Komandan Batalion bidang rekrutmen di Los Angeles, Sersan A.J. Calderon mengaku takjub melihat besarnya minat untuk bergabung ke dina kemiliteran AS.
"Selama empat tahun melakukan rekrutmen, saya tidak pernah melihat pelamar sebanyak ini," ujarnya pada surat kabar LA Times.
Biasanya, kata Calderon, ia kesulitan untuk melakukan perekrutan karena jumlah pelamarnya sedikit. Tapi sekarang justeru malah kebanjiran lamaran, bahkan dari orang-orang yang memiliki kualifikasi tinggi. "Ini tentu saja hal yang sangat baik bagi angkatan bersenjata kami," kata Calderon.
Kemiliteran AS juga nampaknya tidak terlalu memusingkan batasan usia. Para pelamar yang usianya sudah beranjak tua, kemungkinan mendapat prioritas. "Mereka yang usianya lebih matang besar kemungkinan kondisi fisiknya lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya," kata S. Douglas Smith, juru bicara Komando Bidang Rekrutmen Militer di basis militer AS di Ft, Knox.
Smith menilai calon tentara yang usianya lebih tua, dianggap sudah banyak makan asam garam kehidupan dan lebih matang dibandingkan mereka yang usianya masih muda. Persoalannya, tambah Calderon, calon tentara yang sudah berumur tidak akan bisa lama bertugas di kemiliteran.
"Mereka yang usianya masih muda, cenderung ingin berkarir. Sedangkan yang sudah tua, cuma ingin mencari keuntungan kemudian pergi," ujar Calderon. (ln/iol)