Dewan Fatwa Eropa Akui Ilmu Astronomi untuk Tentukan Awal Ramadan

Dewan Fatwa dan Riset Eropa (European Council for Fatwa and Research-ECFR) memutuskan mengakui perhitungan astronomi sebagai ilmu yang bisa digunakan untuk menentukan awal dan akhir perhitungan bulan Hijriah.

"Negara-negara Eropa harus mengadopsinya dalam menentukan awal dan akhir perhitungan bulan secara umum, serta penentuan awal dan akhir bulan Ramadan dan Syawal secara khusus, " demikin bunyi pernyataan ECFR yang dirilis Sabtu (19/5) sebagai salah satu hasil konferensi para ulama dari negara-negara Eropa yang berlangsung selama seminggu.

Namun ECFR menegaskan, penanggalan atas dua sistem perhitungan ini harus diinformasikan lebih cepat untuk membantu umat Islam dalam melaksanakan ibadahnya dan hal-hal yang terkait penentuan jatuhnya dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu juga untuk membantu umat Islam dalam membuat perencanaan terkait dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat di mana mereka tinggal.

ECFR juga meminta imam-imam masjid dan para ulama di negara-negara Muslim, menghormati keputusan ini dan tidak menerima pengakuan tentang hasil pengamatan bulan ketika ilmu astronomi membuktikan bahwa bulan tidak mungkin terlihat.

Penentuan awal dan akhir bulan berdasarkan pengamatan kemunculan bulan, sudah lama menjadi perdebatan di kalangan ulama dan negara-negara Muslim. Perdebatan ini seringkali membingungkan umat Islam, terutama yang tinggal di negara-negara Barat dalam menentukan hari raya Idul Fitri.

Persoalan Integrasi

ECFR yang diketuai oleh ulama bertaraf internasional Yusuf al-Qaradawi ini juga memutuskan untuk membentuk sebuah komite yang akan menindaklanjuti berbagai persoalan penting terkait masalah integrasi di kalangan umat Islam di Eropa dengan otoritas berwenang dan institusi-institusi sipil.

Dalam pernyataannya, ECFR menegaskan, "Syarat dari tercapainya integrasi antara umat Islam dan masyarakat Eropa adalah tanggung jawab bersama antara umat Islam sebagai individu berserta institusi-institusinya serta komunitas Eropa baik secara individu maupun institusi-institusinya, " tanpa harus mengabaikan nilai moral dan etika Islam dalam keseluruhan proses integrasi tersebut.

ECFR menghimbau umat Islam untuk mengambil jalan tengah, tidak mengisolasi diri tapi juga tidak berbaur dengan melonggarkan identitas keIslaman mereka. Umat Islam di Eropa diminta untuk terus berdakwah, mendirikan institusi pendidikan dan sosial sebagai langkah untuk mencapai integrasi yang diinginkan.

Di sisi lain, ECFR juga meminta masyarakat Eropa untuk membuka hubungan dengan umat Islam dan institusi Islam seperti ECFR, untuk mempelajari syarat-syarat apa saja yang dibutuhkan untuk integrasi dan memberikan fasilitas bagi upaya tercapainya integrasi tersebut.

Lewat kerjasama dan kesepahaman antara kedua belah pihak, "akan lebih menguntungkan dan meningkatkan stabilitas di satu sisi dan memungkinkan umat Islam mempertahankan identitas keIslamannya di Eropa, di sisi lain, " tegas ECFR.

ECFR menyatakan, persoalan-persoalan penting yang harus dihapuskan dalam mencapai integrasi saat ini adalah, masih adanya diskriminasi terhadap umat Islam dan maraknya Islamofobia yang disebarkan melalui media massa. (ln/iol)