Desmond Tutu: Sikap Diam Dunia terhadap Kondisi Ghaza Memalukan

Uskup Desmond Tutu menuding dunia internasional ikut berperan dalam memburuknya kondisi kemanusiaan di Ghaza. Ia mendesak Israel untuk membuka semua blokade di Jalur Ghaza dan menyerukan dunia internasional untuk mengakhiri boikot ekonomi terhadap warga Palestina di Ghaza.

"Pesan saya pada masyarakat internasional adalah, bahwa sikap diam kita terutama terhadap situasi di Ghaza sangat memalukan kita semua, " kata Tutu dalam keterangan pers mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Jalur Ghaza memimpin tim pencari fakta PBB.

Tutu menyatakan sangat syok melihat bagaimana wilayah Jalur Ghaza yang berpenduduk 1, 6 juta jiwa menjadi terisolasi dan dalam kondisi mengerikan karena ketiadaan bahan bakar dan barang-barang kebutuhan dasar warga akibat blokade Israel.

"Tidak ada orang di jalan-jalan. Kami sangat terpukul, melihat situasi di mana tidak terdengar suara anak-anak yang sedang bermain atau melambaikan tangan pada kami seperti di negara-negara lain, " kata aktivis anti-apartheid yang pernah menerima hadiah Nobel ini.

"Ghaza memerlukan komitmen dari dunia luar, terutama para juru damai, " sambung Tutu.

Sejak Hamas menguasai Ghaza, Israel menutup semua perbatasan, menghentikan pasokan bahan bakar dan suplai makanan ke Jalur Ghaza. Sementara negara-negara Barat di bawah komando AS menghentikan bantuan ekonomi pada Palestina ketika Hamas memenangkan pemilu demokratis di Palestina.

Mengakhiri tugasnya di Ghaza, Tutu juga melontarkan kecaman atas tindakan Israel yang membunuh 19 warga sipil Palestina dalam peristiwa pengeboman di Beit Hanun, utara Ghaza pada tahun 2006. Tutu dan timnya akan menyerahkan hasil temuannya di Ghaza pada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa. Ia berharap hasil temuan itu akan membantu untuk mencari jalan guna lebih melindungi rakyat Palestina dari serangan-serangan brutal pasukan Zionis Israel.

Profesor asal Inggris Christine Chinkin yang menyertai tim Tutu mengatakan, pihaknya melihat ada bukti setidaknya atas kemungkinan terjadinya kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. "Perlu adanya investigasi independen lebih lanjut, " kata Chimkin.

Sementara pihak Zionis Israel, setelah mengumumkan hasil penyelidikan internalnya bulan Februari lalu menyatakan tidak akan melakukan tuntutan hukum terhadap tentara-tentaranya yang terlibat dalam serangan ke Beit Hanun itu. (ln/iol)