Sebagai salah satu agama samawi, Yahudi juga seperti Islam mengenal yang namanya ritual sunat.
Namun ritual sunat ala Yahudi ioni telah menyebabkan beberapa bayi di New York, Amerika Serikat, menderita penyakit herpes yang berbahaya bagi keselamatannya. Dalam 10 tahun terakhir, dilaporkan dua orang bayi tewas akibat tradisi ini.
Dalam pernyataan laporan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Departemen Kesehatan AS, seperti dilaporkan situs Al-Arabiya, Kamis 7 Juni lalu, bayi-bayi tersebut mengidap infeksi virus herpes simplex (HSV-1). Data dari tahun 2000 hingga 2011 menunjukkan enam kasus yang terjadi di New York City.
Virus ini tersebar pada alat kelamin bayi yang disunat menggunakan ritual Yahudi. Dalam ritual sunat Yahudi, bayi yang baru lahir dipotong kulit kemaluannya oleh seorang tukang sunat atau yang disebut mohel dalam bahasa Ibrani. kemudian mohel kemudian menghisap darah pada luka pemotongan dengan mulutnya. Inilah yang kemudian menularkan HSV-1.
“Penghisapan oral pada luka terbuka berisiko menularkan HSV-1 dan patogen lainnya bagi bayi yang baru lahir. Sunat adalah prosedur bedah yang memotong sebagian kulit, teknik ini harusnya menggunakan alat-alat steril demi meminimalisir infeksi,” tulis CDC dalam Morbidity and Mortality Weekly Report.
Para ahli mengatakan bahwa HSV-1 adalah infeksi biasa yang terdapat pada 90 persen populasi. Virus ini menyebabkan demam atau luka pada mulut, beberapa pada kelamin. Tidak ada obat untuk menangkal virus ini. Bagi orang dewasa, virus ini tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya. Namun bagi bayi, infeksi HSV-1 bisa berarti kematian atau cacat permanen.(fq/aby)