Depkeh AS: Data Tersangka Teroris FBI Tidak Akurat

Departemen Kehakiman AS menyatakan FBI gagal untuk secara konsisten mengungkap informasi-informasi baru terkait terorisme, karena ternyata daftar nama orang-orang yang dicurigai sebagai teroris yang diserahkan FBI adalah data yang sudah kadaluarsa dan tidak akurat.

Departemen Kehakiman AS mengungkapkan hal itu setelah melakukan audit terhadap FBI dan memeriksa sekitar 8.000 nama yang masuk dalam daftar FBI sebagai orang-orang yang dianggap berbahaya dan dicurigai terlibat kegiatan terorisme.

"Kami menemukan bahwa FBI tidak selalu memberikan data yang diperbaharui ketika ada informasi baru tentang seseorang. Kami juga menemukan bahwa FBI tidak dengan rutin menghapus nama-nama yang seharusnya sudah tidak layak lagi masuk dalam daftar pengawasan, " demikian kesimpulan hasil audit Departemen Kehakiman AS terhadap FBI.

Menanggapi hasil audit tersebut, seorang pejabat legislatif AS yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa pendataan orang-orang yang dicurigai aktif dalam kegiatan terorisme yang dilakukan FBI, tidak terkontrol dan sudah lepas kontrol. FBI melakukan pendataan itu setelah hasil investigasi peristiwa serangan 11 September di AS menyatakan bahwa pemerintahan AS tidak memiliki database resmi tentang orang-orang yang menjadi tersangka terorisme.

Sementara itu Direktur FBI John Miller mengatakan bahwa FBI akan mengubah proses pendataannya dengan menggunakan metode yang lebih mudah dan efisien. (ln/presstv)