Senator AS asal Texas memprotes keras pembacaan ayat Al-Quran di ruang sidang parlemen. Ia keluar dari ruang dewan saat dimulai pembacaan Al-Quran. Menurutnya, toleransi beragama tidak berarti “mendukung seluruh kepercayaan agama” di Amerika.
Patrick adalah senator dari partai Republik. Ia masuk ke dalam sebuah ruangan di dewan parlemen Texas, Amerika pada tanggal 4 April lalu. Ketika itu ia mendapati Imam Yusuf Kafakci, sedang membaca surat Al-Fatihah dalam ruangan. Ketika itulah senator Patrick marah besar dan segera meninggalkan ruangan.
Menurut berita yang dilansir America in Arabic, senator Patric marah karena kebanggaannya sebagai seorang Kristiani. Ia beralasan pula bahwa selama ini nyanyian gereja tidak diperdengarkan di ruang parlemen dan karenanya ia takkan mau mendengar peribadatan kaum Muslimin diperdengarkan di AS. “Kita adalah negara yang bebas beragama. Kita mempunyai hak untuk melakukan peribadatan yang sesuai dengan agama kita. Ini hal yang bagus. Tapi orang-orang Yahudi dan Kristen di banyak tempat di dunia ini tidak memperoleh hak yang seperti itu, ” kata Patrick.
Ia mengatakan lagi, “Kita masyarakat yang membolehkan kaum Muslim masuk ke wilayah kita dengan membawa Al-Quran. Tapi orang Kristen tidak dibolehkan membawa Injil ke sekolah. Kita ini masyrakat Kristen dan Yahudi, tapi pada prinsipnya kita adalah masyarakat Kristen. ”
Sementara itu Senator Partai Republik lainnya, Kay Shapero, tokoh Yahudi di parlemen mengatakan telah menyetujui pembacaan Al-Quran sebagaimana yang diajukan oleh Yayasan Kebebasan dan Keadilan di Texas. Ia mengatakan, “Wilayah kita membanggakan soal kebebasan, apalagi kebebasan beragama. Di wilayah kita yang berbahagia ini, semua orang boleh beribadah sesuai keyakinan agamanya. Seorang Muslim juga boleh menyampaikan kebebasan agamanya karena kita semuanya berada di AS. ” (na-str/assbl)