Gerakan Syiah Houthi Yaman rebut manajemen pelabuhan terbesar kedua di negara itu dan perusahaan minyak utama pada hari Rabu, langkah terbaru oleh kelompok Syiah untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya pada lembaga-lembaga negara Yaman.
Pejabat di pelabuhan Hodeida mengatakan milisi Houthi blokir manajemen pelabuhan di laut merah itu ketika sebagian besar impor pangan tiba.
“Para pekerja pelabuhan sangat marah ketika milisi Syiah Houthi menutup pelabuhan,” kata seorang pejabat pelabuhan melalui telepon.
Selain itu, para pemberontak Syiah mengambil alih media harian terbesar di Yaman dan menggulingkan pemimpin redaksi, kantor berita resmi Yaman melaporkan.
SABA mengutip Kementerian Informasi mengatakan markas al-Thawra itu diserbu Rabu dalam rangka “untuk memanipulasi kebijakan editorial.”
Ini tindakan serangan yang ” terang-terangan” dan “pelanggaran berat terhadap kebebasan pers.”
Kementerian itu tidak secara terbuka mengatakan Syiah Houthi, yang menyapu ke Sanaa dan beberapa kota besar selama beberapa bulan terakhir, berada di balik serangan itu.
Pejabat media itu mengatakan militan Syiah bersenjata menyerbu gedung dan menggulingkan pemimpin redaksi, Faisal Makram.
Juga pada Rabu, sekitar 20 pejuang Houthi masuk ke perusahaan minyak Safer milik negara di Sanaa, menendang keluar direktur dan wakilnya dan mengunci kantor mereka, kata pejabat perusahaan.
Para pejabat mengatakan Huthi mendapatkan dukungan dari mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang bulan lalu disanksi oleh Dewan Keamanan PBB karena mengancam perdamaian dan stabilitas Yaman.
“Jelas bahwa Syiah Houthi, bersama-sama dengan Ali Abdullah Saleh, melaukan pemberontakan,” kata Sultan al-Atwani, seorang penasehat Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Terlepas dari gerakan mereka di pelabuhan Hodeida dan surat kabar al-Thawra, Syiah Houthi memundurkan empat gubernur provinsi dan komandan pasukan khusus. (Arby/Dz)