Protes massal rakyat Yaman pada hari Minggu menolak kudeta pemberontak Syiah Houthi atas pemerintahan dan menyerukan kembalinya Abedrabbo Mansour Hadi sebagai presiden di negara itu.
“Situasi ini sangat buruk, dengan Syiah Houthi mengambil kekuasaan dan menjadikan pemerintahan tidak berfungsi ,” kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mengacu pada milisi Syiah yang membubarkan pemerintah Sanaa dan parlemen pada hari Jumat lalu.
“Harus ada pemulihan atas legitimasi Presiden Hadi,” kata Sekjen PBB kepada wartawan .
Negara-negara Teluk menyatakan keprihatinan tentang pengaruh Syiah Iran di Yaman dan menyerukan peran internasional, kata seorang pejabat AS, beberapa jam setelah pemberontak Syiah Houthi merebut kekuasaan di Yaman, membubarkan parlemen dan mendirikan sebuah dewan kepresidenan.
Tapi tidak ada pembicaraan apapun dengan Teheran tentang situasi Yaman pada saat pembicaraan antara Kerry dan para menteri senior dari negara-negara Teluk Arab, kata pejabat senior Departemen Luar Negeri pada hari Jumat setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Sementara itu, utusan PBB Jamal Benomar mengatakan pada hari Minggu bahwa semua faksi Yaman, termasuk Syiah Houthi dan parlemen, telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan.
Pimpinan Houthi “Abdelmalek al-Houthi dan semua partai politik di Yaman telah sepakat untuk melanjutkan dialog, yang akan dimulai besok (Senin),” kata Benomar kepada wartawan di Sanaa. (Arby/Dz)