Ratusan aktivis Islam berkumpul di Tahrir Square, Jumat sore kemarin (2/11) untuk demonstrasi awal dalam upaya menyerukan penerapan hukum Syariah Islam pada konstitusi Mesir.
Sebuah demonstrasi besar dijadwalkan akan berlangsung pada 9 November mendatang oleh sekelompok aktivis Islam dalam rangka memperkuat permintaan mereka.
Sejumlah kelompok aktivis Islam menuju ke alun-alun tahrir, pada saat demonstran menuntut mengganti kata “prinsip” dengan “ketentuan” dalam rancangan konstitusi, Pasal 2 yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip hukum Syariah Islam adalah sumber utama undang-undang.
Para pengunjuk rasa meneriakkan, “Kami di sini untuk memberitahu Majelis Konstituante bahwa Mesir adalah negara Islam.”
Sebuah panggung juga dibuat di alun-alun Tahrir dengan orator yang menyerukan penerapan Syariah Islam dalam upaya untuk memberikan tekanan kepada majelis konstituante.
Beberapa kelompok politik Islam, termasuk Al-Jamaah al-Islamiyah, Partai Kebebasan dan Keadilan dan Al-Da’wah Al-Salafiyah telah mengumumkan bahwa mereka akan membentuk koalisi partai-partai politik serta kekuatan Islam untuk memastikan bahwa konstitusi baru Mesir dibentuk sesuai dengan Syariah Islam.
Namun, koalisi Islam sepakat untuk menunda aksi protes yang direncanakan Jumat kemarin, yang telah direncanakan di bawah slogan “Menuntut penerapan Syariah dalam konstitusi,” sampai mereka mampu memobilisasi lebih banyak orang untuk tujuan mereka.
Meskipun demikian, sejumlah kelompok pemuda Islam menyatakan mereka akan menggelar aksi protes mulai Jumat kemarin selama seminggu menjelang hingga 9 November.
Penyusunan konstitusi baru saat ini terhalang oleh konflik antara kaum liberal dan Islamis terkait masalah penerapan Syariah. Beberapa pasal dalam konstitusi yang diusulkan terkait dengan masalah ini telah ditolak oleh kekuatan liberal dan pembela hak asasi manusia.(fq/alahram)