Demo Anti-Islam di Luton Berakhir Rusuh

Sembilan orang telah ditangkap setelah ratusan orang anti-Islam yang melakukan demonstrasi bentrok dengan aparat kepolisian kemarin.

Jalanan di Luton dipenuhi oleh para demonstran, para demonstran menutup wajah-wajah mereka dengan berbagai macam topeng.

Kelompok demonstran tersebut yang menyebut nama mereka "March for England" mengatakan bahwa mereka yang mengorganisir demo itu sebagai aksi damai untuk melawan para Muslim ekstrimis. Mereka juga bergabung dengan kelompok lokal United People of Luton.

Dua dari demonstran telah ditahan; satu orang demonstran laki-laki memiliki senjata dan satu orang wanita ditahan karena dianggap melanggar aturan melakukan perilaku anti-sosial.

Sedangkan demonstran yang lain didenda £80 atas tindakan melakukan pelanggaran terhadap ketertiban umum.

Enam orang lain, semua laki-laki, sudah dilepaskan tanpa jaminan seraya menantikan penyelidikan lebih lanjut.

Selama aksi demonstrasi, kerumunan orang termasuk anak-anak dan wanita membentangkan baner dengan kata-kata yang berisi "No Sharia in the UK" dan "Respect Our Troops".

Beberapa demonstran menggunakan topeng bergambar Sayful Islam yang bertanduk, Sayful Islam sendiri adalah seorang warga setempat yang memimpin demonstrasi yang dianggap menghasut selama resimen tentara Inggris tiba di Luton setelah mereka selesai menjalankan tugas di Irak pada bulan Maret lalu.

Namun kekacauan meledak ketika kerumunan masa sebanyak 500 orang berlari menjauh dari polisi yang mengawal aksi mereka menuju ke kawasan yang dimana banyak warga asia tinggal disana. Seorang laki-laki Asia menurut laporan terluka diwajahnya setelah ia dipukul oleh demonstran. Tiga kaca mobil dan toko milik warga Asia dirusak dan dijarah oleh demonstran.

"Kami putuskan cukup sudah setelah para tentara kami mendapat ejekan sewaktu mereka tiba di kota ini oleh para ekstrimis Muslim," kata seorang demonstran yang berumur 24 tahun. "Komunitas kami telah diserang secara rasial sejak 10 tahun terakhir ini."

"Sebuah masjid di kota ini telah dibakar beberapa minggu yang lalu dan hal itu menjadikan berita nasional namun gereja-gereja di Luton secara bertahap sedang dibakar oleh para pengkhotbah yang menyampaikan kebencian dalam ceramahnya dan kami menginginkan undang-undang yang mencegah para pengkhotbah menyampaikan isi khotbah yang berisi kebencian disini."(fq/dn/alby)