Eramuslim – Dasar Penghianatan, penghianatan dua arah. Putra mantan Presiden Yaman yang berkomplot dengan Syiah Houthi, Ali Abdullah Saleh mendekati pemerintah Saudi dua hari sebelum Operasi “Badai” , tapi usulannya ditolak oleh Saudi.
Dua hari sebelum Operasi “Badai ,” putra mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mendekati pemerintah Saudi menawarkan untuk berbalik arah dan akan membantu melawan milisi Syiah Houthi sebagai imbalan untuk kekebalan hukum untuk dia dan ayahnya, Al Arabiya News Channel laporkan.
Ahmad Ali Abdullah Saleh, putra Ali Abdullah Saleh, adakan pertemuan di Riyadh dengan Jenderal Yousuf Al-Idris, wakil kepala intelijen Saudi, sebelum menuju ke kantor menteri pertahanan negara itu, Pangeran Mohammed bin Salman, yang juga putra Raja Saudi Salman bin Abdulaziz.
Selama pembicaraan, ahmad meminta perlindungan untuk dia dan ayahnya dan pencabutan sanksi-sanksi PBB yang menempatkan mantan presiden Yaman yang mengundurkan diri pada tahun 2012 yang telah memerintah selama 33 tahun dalam daftar sanksi .
Ahmad telah menawarkan imbalan bila mereka berdua mendapatkan perlindungan maka ia akan meluncurkan kudeta terhadap Syiah Houthi, ia akan menggunakan sekitar 5.000 pasukan keamanan khusus yang setia kepada Saleh dan 100.000 anggota Garda Republik.
Tapi jawaban Saudi adalah penolakan .
Dalam pembicaraan, Pangeran Salman menekankan bahwa kerajaan Saudi berkomitmen terhadap keinginan para negara teluk agar kekuasaan Saleh telah selesai . Pangeran Salman juga menekankan bahwa Abdrabbu Mansour Hadi adalah presiden yang sah dari Yaman.
Saleh, yang secara luas diyakini sebagai dalang kerusuhan di Yaman, adalah kritikus paling keras atas Hadi. (Arby/Dz)