Pada hari Sabtu, telah di umumkan terbentuknya Dewan Syura di kota Benganzhi Libya, yang menolak kudeta militer yang terjadi disana, dan menuntut untu diadili, dewan syuro ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan le,baga-lembaga Negara dan menghormati legalitas serta kembali membangun keamanan, stabilitas dan ketenangan di kota.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh dewan Syura, yang meliputi tokoh-tokoh dari berbabagai kalangan, serta papra pejabat, dewan menekankan bahwa “Syari’ah Islam adalah prinsip yang tinggi adalah tempat merujuk hokum dan hak dasar serta mengakhiri perselisihan.” Menurut kantor berita Anatolia.
Dewan Syura menyatakan menolak tirani dan kudeta militer dan menuntut untuk tetap menjaga kesatuan tatanan social dan perdamaian sipil di kota serta memulihkan keretakan yang terjadi sebagai akibat dari krisis dan konspirasi yang terjadi di kota.
Pernyataan tersebut juga menekankan akan terjaganya darah, kehormatan dan harta serta pentingnya berkomitmen terhadap Syari’ah Islam serta menolak setiap tindakan yang bertentangan dengannya.
Meskipun, masih belum jelas berapa banyak anggota dewan syura ini atau berapa kelompok yang mendukungnya atau tugas-tugas yang direncanakan. Dan pemerintah Libya juga belum berkomentar secara resmi terhadap deklarasi pembentukan dewan ini. (hr/im)