Debat di DK Soal Situasi di Gaza

Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar sidang darurat, Jum’at (3/6) guna membahas situasi terakhir di Jalur Gaza. Dalam sidang ini pihak Palestina meminta agas Dewan Keamanan menekan Israel menyudahi serangan brutalnya ke Jalur Gaza.

Namun Amerika mengatakan, “Suriah dan Iran harus menyudahi dulu perannya sebagai pihak yang secara resmi memelihari terorisme.” Amerika meminta kedua negara ini “mengecam para aktivis Gerakan Perlawanan Islam Hamas.”

Pemantau Palestina di PBB Riyadh Manshur menyerukan DK menyetujui proposal resolusi yang mengecam serangan brutal Israel dan mendorong penarikan pasukan Israel secepatnya serta membebaskan para pejabat Palestina yang mereka culik.

Namun Dubes Amerika untuk PBB John Bolton menyerukan untuk berhati-hati. Dia menambahkan bahwa cara yang paling baik untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan membebaskan serdadu Israel yang ditawan pejuang Palestina tanpa ada persyaratan.

Bolton menuduh Suriah dan Iran harus bertanggung jawab atas situasi bahaya di Timur Tengah karena dukungannya terahdap terorisme. “Sekiranya Suriah dan Iran tidak mendukung para teroris, pastilah masalahnya tidak akan seperti ini,” jelas Bolton.

Sementara sejumlah negara Arab dan Islam yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara Islam (OKI) berhasil meraih dukungan suara di Komisi HAM PBB, yang beranggotakan 47 negara, untuk mengelar sidang khusus guna membahas situasi di tanah Palestina pekan depan.

Dalam proposal resolusi yang diusulkan negara-negara OKI menyerukan agar para investigator PBB untuk HAM saat ini menyampaikan laporan mengenai kondisi di tanah Palestina selama sidang biasa yang sedianya dilaksanakan pada bulan September mendatang.

Di samping negara-negara Islam, di antara negara Arab yang mengajukan proposal ini adalah Mesir, Iran, Yordania, Libanon, Arab Saudi dan Suriah. Sementara sejumlah negara Barat seperti Inggris, Kanada, Perancis, Jerman dan juga Jepang menentang proposal resolusi tersebut. (was/iol)