Presiden AS Barack Obama menunjuk Jenderal David H. Petraeus sebagai Direktur CIA (Central Intelligence Agency) akan menempatkan posisinya yang lebih tepat dalam menghadapi konflik dengan Pakistan. Di mana Petraeus akan memiliki kontrol langsung atas kampanye militer terhadap Taliban, di mana militer Pakistan menolak terlibat dalam kampanye itu.
Para pejabat Pakistan dan Amerika mengatakan bahwa pemilihan Jenderal Petraeus mendorong memperbaiki hubungan kedua negara, yang sudah berada pada titik terendah. Konflik antara AS – Pakistan itu, karena terkait dengan kebijakan AS dalam memerangi Taliban, dan penggunaan pesawat tanpa awak (drone), yang banyak menewaskan rakyat sipil, khususnya di perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Pemimpin Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, telah membuat marah Jenderal Petraeus, karena Kayani dituduh berada di belakang Taliban. Kemarahan Jenderal Petraeus adalah dugaan terhadap badan intelijen Pakistan yang dituduh bermain mata dengan Taliban. Informasi militer yang digunakan Taliban untuk menyerang militer AS itu, bersumber dari interlijen militer Pakistan (ISI).
Perbaikan hubungan antara C.I.A. dan dan badan inteliljen Pakistan ISI (Inter-Services Intelligence), tetap akan sulit. Para pejabat Amerika mengatakan. "Dalam bentuknya yang sekarang, hubungan yang hampir tidak bisa berjalan," kata Dennis C. Blair, mantan Direktur CIA. "Harus ada restrukturisasi yang mendasar. Hubungan ISI dengan C.I.A. mengalami kemacetan", ujarnya. Menurut Dennis C.Blair, bahwa ISI terlalu banyak meminta banyak bayaran (uang) kepada AS, ujarnya.
Salah satu penasihat Jenderal Petraeus berusaha mengecilkan permusuhan dengan para pejabat Pakistan.Pejabat itu mencatat bahwa secara umum secara teratur bertemu dengan pejabat intelijen Pakistan selama hampir tiga tahun, terakhir pada hari Senin. Namun, penasihat Petraeus itu mengakui bahwa dengan Jenderal Petraeus memimpin CIA, "tekanan mungkin lebih strategis, dan terfokus’, ujarnya.
eorang pejabat Pakistan menggambarkan ketegangan pemasangan sebagai permainan "nyerempet bahaya," dengan kedua Laksamana Mike Mullen, yang sebagai ketua Kepala Staf Gabungan telah tombak pemerintahan Obama terhadap kebijakan Pakistan, dan Jenderal Kayani tidak sabar tumbuh karena mereka memiliki kecil untuk menunjukkan untuk berjam-jam mereka investasikan selama lebih dari dua lusin kunjungan selama tiga tahun terakhir.
Laksamana Mullen menuduh pejabat intelijen Pakistan ISI melindungi pejuang dari kelompok Jalaluddin Haqqani, yang menjadi sekutu Taliban, yang telah lama menjabat sebagai perpanjangan tangan militer Pakistan dan intelijen di Afghanistan. Komandan Amerika di Afghanistan timur mengatakan mereka telah membunuh atau menangkap lebih dari 5.000 militan di tahun lalu. Namun pejuang Taliban Pakistan terus melintasi perbatasan dari ke Paktia dan Khost di Afghanistan. Inilah yang membuat marah AS.
Dalam pertemuan pribadi di Islamabad pekan lalu, Laksamana Mullen mengatakan kepada Jenderal Kayani bahwa CIA tidak akan mengurangi serangan pesawat tanpa awak ke Pakistan, terutama untuk melancarkan operasi militer terhadap jaringan Haqqani di wilayah suku Pakistan, ujar seorang pejabat Amerika. Inilah yang membuat militer Pakistan marah. Karena, militer Pakistan menghadapi tekanan rakyat. (mh/tm)