Rupanya Menlu AS, Hillary R.Clinton yang dijadwalkan akan berkunjung ke Jakarta, 18-19 Februari ini, dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejumlah pejabat Indonesia, guna meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia-AS, menurut Deplu AS, selanjutnya Hillary pada tanggal 3 Maret, akan berkunjung ke Israel. Orang nomor dua AS itu, mulai melakukan tugas diplomasinya ke sejumlah negara di Timur-Tengah dan Israel.
Hillary yang mendukung keputusan Presiden Bush melakukan invasi militer ke Iraq, dalam waktu yang hampir bersamaan dengan Kepala Penasehat Keamanan Nasional, Jendral James Jones, juga akan berkunjung ke Israel. Jones dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Israel, 24 Februari mendatang. Dua pejabat top AS, yaitu Menlu Hillary dan Kepala Penasehat Keamanan Nasional, Jones, sama-sama akan berkunjung ke Israel, yang tujuannya melihat situasi politik, pasca pemilu di Israel. Keduanya akan mendiskusikan masalah konflik Israel-Palestina.
Dibagian lain, Menlu Hillary, sebelum bertolak ke Israel, singgah di Cairo, tanggal 2 Maret, menghadhiri Konferensi Internasional pembangungan kembali Gaza oleh Presiden Mesir, Hosni Mubarak. Menurut sumber di Deparlu AS, selain ke Mesir, Menlu Hillary, juga berkunjung ke Israel, bertemu dengan Menlu Israel, Tzipi Livni, dan ke Ramallah bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas. Kunjungan ke Mesir, Israel, dan Ramallah, merupakan kunjungan pertama Menlu Hillary ke kawasan Timur Tengah.
Menurut sebuah sumber di Deparlu AS, kunjungan Hillary ke Asia dan Timur Tengah, Israel serta ke Jakarta, sedangkan dipersiapkan. Namun, sebuah sumber di Deparlu AS, terkait kunjungan Hillary ke Timur Tengah, khususnya ke Israel, belum tentu menjadi efektif, karena belum terbentuk pemerintahan yang baru. Namun, Hillary dan Jendral Jones, ingin mendorong ke arah situasi yang lebih tenang, dan tidak lagi mengarah terjadinya perang terbuka antara Israel dengan Hamas. Sejauh ini, fihak Hamas dan Israel, menurut sumber-sumber di Cairo, hampir mencapai kesepakatan antara Hamas dengan Israel, yaitu gencatan selama 18 bulan. Mungkin, Hallary dan Jones yang melakukan kunjungan ke Cairo dan Israel, menjelaskan posisi AS, dan terutama kepada para pemimpin baru Israel.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa, menyatakan akan membekukan hubungan dengan Israel, sampai adanya komitment Israel terhadap perdamaian di Palestina. Uni Eropa juga menuntut pemerintahan baru di Israel, agar memberikan akses bagi Uni Eropa membangun kembali Gaza. Disamping itu Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah George Michel telah lebih dahulu berada di kawasan itu, sebelum Menlu Hallary bertolak ke Timur Tengah dan Israel.
Republik Ceko, yang saat ini memimpin kepemimpin Uni Eropa telah mengambil sikap tegas, membatalkan pertemuan antara Presiden Israel, Shimon Peres dengan para pemimpin Eropa. Duta Besar Ceko untuk PBB, Michael Zantovsky, mengecam keras, langkah-langkah Israel, yang terus membangun pemukiman baru oleh pemerintah Israel, yang menurut Zantovsky melanggar perjanjian Annapolis. (m/hrtz)