Eramuslim.com -Lebanon merupakan salah satu negara yang dilanda konflik, khususnya antara Arab Saudi dan Iran. Bahkan Pasukan Revolusi Iran (IRGC) mendirikan kelompok paramiliter Hizbullah di Lebanon sebagai basis kekuatan.
Sebelum ledakan dahsyat mengguncang pelabuhan Beirut pada Selasa malam (4/8), Lebanon sudah terpuruk dengan krisis ekonomi yang memicu pada pertikaian politik.
Sejak awal tahun, krisis ekonomi di Lebanon kian menjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai mata uang pound Lebanon terhadap dolar tersungkur untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir. Sedangkan pembayaran untuk impor gandum dan bahan bakar harus menggunakan dolar.
Pengangguran di Lebanon menjadi tertinggi ketiga di dunia, yaitu 25 persen. Sementara sepetiga penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Krisis di lebanon membuat ribuan warga turun ke jalan-jalan pada Oktober 2019. Kemarahan warga juga diperburuk dengan langkah pemerintah untuk menerapkan pajak baru.
Melalui usaha Menteri Luar Negeri Nassif Hitti, Lebanon sudah mulai melakukan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Mei terkait pinjaman. Walaupun sebenarnya Lebanon masih memiliki utang asing yang sangat besar.