Suasana mencekam makin menghantui serdadu Amerika di Irak. Mereka menapaki hari demi hari yang kian tak aman dan mengerikan akibat serangan pejuang Irak yang semakin kuat dan tak terkendali.
Dalam tiga hari terakhir di bulan Juni saja, sudah 16 orang tentara AS yang tewas di Irak.
Harian USA Today, terbitan Amerika menyebutkan bahwa bulan Juni ini dikhawatirkan menjadi bulan yang paling berdarah bagi pasukan AS di Irak. Dan hari-hari pertama bulan ini sedikit membenarkan prediksi itu. Sejumlah media massa AS juga menyampaikan jumlah korban yang bakal meninggal di pihak AS, diperkirakan melebihi jumlah korban di bulan Mei dan bahkan melebihi bulan bulan lainnya selama empat tahun keberadaan pasukan AS di Irak. Di bulan Mei, jumlah pasukan AS yang tewas adalah 127 orang, sesuai pengumuman resmi mliter AS.
Menanggapi jumlah korban tewas pada pasukannya dalam tiga hari terakhir, Letnan Kolonel Christopher Garver mengatakan, “Para pejuang bersenjata telah merubah taktik dan strategi perang mereka dengan menanam banyak bom di berbagai jalan. Mereka terus menerus merubah taktik serangannya. ”
Ditambahkan pula, bahwa pejuang Irak selalu bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang dilakukan militer AS. “Mereka mempunyai teknik tinggi yang mereka buat dalam peledakan bom mereka. ”
Terkait upaya yang dilakukan untuk mempersedikit korban jiwa, Garver mengatakan, “Pasukan akan fokus mencari bahan peledak yang disembunyikan pejuang Irak di sejumlah wilayah yang mereka lewati.” Ia mengatakan sejumlah bahan peledak yang ditemukan telah menjadi tambahan amunisi untuk pasukan AS.
Meningkatnya serangan pejuang Irak sebenarnya sudah diprediksi oleh Bush, bersamaan dengan ditambahnya jumlah pasukan AS di negara tersebut. Karenanya, Bush meminta ada tambahan pasukan baru ke Irak sebanyak 150 ribu orang pasukan lagi, dengan pertambahan dalam jumlah yang lebih besar bila kondisi di Irak membutuhkannya. (na-str/iol)