Dua serangan bersenjata terpisah di Afghanistan telah menewaskan sedikitnya enam orang tentara anggota NATO, demikian keterangan pejabat koalisi.
Seorang karyawan sipil Afganistan menembak mati tiga orang tentara, yang sejauh ini belum diketahui status warga negaranya, di pangkalan militer di propinsi Helmand, Jumat (10/08).
Pada hari yang sama, juga di Helmand, seorang perwira polisi Afganistan menembak tiga anggota marinir AS setelah mengundang mereka untuk makan malam.
Muncul kekhawatiran serangan terhadap pasukan NATO yang dilakukan oleh sekutunya, yaitu aparat keamanan Afganistan, semakin meningkat.
Sejauh ini pasukan keamanan Afganistan telah menewaskan 34 tentara koalisi pada 2012 ini dalam 26 insiden, kata juru bicara militer AS Mayor Hodge Lori kepada BBC.
Pada 2011 lalu, ada 35 tentara koalisi yang tewas dalam 21 insiden serupa, tambahnya.
Karyawan sipil Afganistan yang diduga terlibat dalam penembakan itu telah ditahan Pasukan bantuan keamanan Internasional atau ISAF, kata Mayor Hodge.
Dia mengatakan serangan itu terjadi di sebuah pangkalan bersama tentara Afganistan dan pasukan ISAF, dan menggambarkan penyerang sebagai “pekerja Afganistan di bagian instalasi”.
Namun, seorang pejabat Afganistan mengatakan kepada BBC di Kabul bahwa pria bersenjata itu adalah polisi Afganistan yang bermasalah nakal, yang melepaskan tembakan pada Jumat malam terhadap para tentara NATO tersebut.
Dalam kasus yang berbeda pada Jumat, komandan polisi Afganistan menembak hingga tewas tiga anggota marinir AS saat makan sahur.
Seorang pejabat departemen pertahanan AS membenarkan bahwa tentara yang tewas itu adalah anggota Marinir AS, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press.
Juru bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi kepada AP, melalui telepon mengatakan, penyerang bersenjata itu telah bergabung dengan mereka.
“Sekarang dia bersama kami,” kata jurubicara itu.
Juru bicara ISAF, dalam akun Twitternya mengatakan, serangan bersenjata oleh pasukan keamanan Afganistan terhadap personilnya dilatari faktor “ketidakpuasan pribadi atau stres”.
“Insiden ini tidak mewakili situasi keseluruhan (di Afganistan), di mana ratusan ribu tentara, Isaf dan Afganistan bekerja sama”.