Korban tewas akibat aksi-aksi kekerasan di Irak terus berjatuhan. Dalam satu hari, polisi Irak mengklaim telah menemukan sekitar 100 mayat di kota Baquba dan Baghdad.
Menurut keterangan polisi, mereka menemukan 75 mayat pada hari Minggu (12/11) yang dibuang di belakang kantor perusahaan listrik kota Baquba dan 25 mayat lainnya ditemukan di beberapa tempat di kota Baghdad.
Aparat kepolisian tidak bisa menjelaskan kapan orang-orang yang kebanyakan berjenis kelamin laki-laki itu dibunuh.
Kota Baquba yang didiami baik oleh kalangan Sunni maupun Syiah yang terletak sekitar 35 kilometer sebelah utara Baghdad ini, memang dikenal sebagai salah satu lokasi terburuk pertikaian antara kedua sekte di Irak itu.
Kekerasan sektarian juga makin meningkat di Irak Tengah. Meningkatnya aksi kekerasan ini mendorong pemerintah Irak yang didominasi Syiah mengajukan usulan agar diambil langkah radikal untuk menumpas apa yang mereka sebut kaum pemberontak yang berbasis di provinsi-provinsi yang didiami kalangan Sunni.
PM Irak, Al-Maliki menyatakan, dalam upaya memberantas para pejuang Sunni, keterlibatan pasukan AS harus dibatasi dan wewenang itu dipercayakan penuh pada militer Irak.
Al-Maliki yakin militernya bisa menghentikan kekerasan di Irak dalam waktu enam bulan, jika tentara AS tidak campur tangan.
Aksi kekerasan terus menghantui kehidpuan rakyat Irak. Pada hari Minggu kemarin, sebuah bom yang diletakkan di depan rumah seorang tokoh yang dekat dengan tokoh pemimpin Irak, Ayatullah Ali al-Sistani, di kota Najaf, meledak. Ledakan itu menewaskan dua anak-anak dan melukai satu orang.
Menurut polisi dan pejabat kantor al-Sistani ditanam, bom itu dibawa dan ditanam di depan rumah oleh seorang tukang bangunan dan diyakini target sebenarnya bukan tokoh yang dekat dengan al-Sistani itu.
Pada hari yang sama, di kota Baghdad, sembilan orang tewas dan 23 orang luka-luka akibat ledakan sejumlah bom yang dipasang di jalan-jalan. 35 orang juga dilaporkan tewas ketika pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya di kantor perekrutan tenaga polisi Irak.
Makin meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan rakyat sipil Irak, sungguh memprihatinkan. Sepanjang bulan Oktober kemarin, menurut keterangan seorang pejabat Irak, sekitar 1.600 mayat dikirim ke kamar mayat di kota Baghdad saja.
Sejumlah pengamat meyakini, sejak invasi AS ke negeri 1001 malam itu, jumlah korban tewas di Irak sudah mencapai 100 ribu orang. (ln/aljz)