Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin, untuk pertama kalinya mengerahkan kabinet barunya untuk melawan oposisi dan Fathullah Gulen yang disebut-sebut akan menggulingkan pemerintahannya, setelah kasus isu korupsi besar-besaran yang mengguncang Turki, akhir-akhir ini.
Juru bicara Pemerintah, Bulent Arinc, dalam pertemuan ini mengecam apa yang ia sebut sebagai “perusak martabat dan nama baik Turki, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya. Ia menambahkan ,”kita bericara tentang kerugian lebih dari seratus miliar dolar,” menyusul penurunan nilai mata uang dan pasar keuangan Turki pecan lalu, disebabkan isu korupsi.
Sementara itu, Menteri dalam Negeri Yang baru, Avkan A’la, menyebut bahwa kelompok Fathullah Gulen berada di belakang penyelidikan kasus korupsi yang menyebabkan pemenjaraan sebanyak 20 orang yang dekat dengan pemerintah.
Ia juga mengatakan, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Turki “Shobah”,” aksi ini merupakan “pembunuhan” menjelang pemilu…hal ini hampir menyerupai sebuah upaya kudeta”.
Pertentangan antara pemerintah Erdogan dan Gulen, yang sebelumnya merupakan sekutu bagi Partai Keadilan dan Pembangunan sejak tahun 2002, muncul setelah penutupan Sekolah swasta milik kelompok Gulen, yang merupakan sumber utama keuangan kelompok ini.
Sejak krisis yang dimulai pada 17 Desember lalu, beberapa menteri telah mengundurkan diri, diantaranya Menteri Ekonomi, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Lingkungan Hidup. (hr/im)