Wartawan kian menjadi profesi yang mengkhawatirkan. Angka kematian para wartawan yang berperan penting dalam penyebaran informasi menunjukkan bahwa profesi wartawan adalah profesi yang dekat dengan maut.
Baru 6 bulan berlalu dalam tahun 2007, jumlah wartawan dunia yang meninggal dalam tugasnya mencapai 83 orang. Data itu diambil dari hitungan sejak awal Januari sampai 26 Juni 2007 dan ditambah 18 orang pekerja di kantor media yang meninggal dalam menjalankan tugasnya.
Dengan fakta ini, berarti tahun 2007 merupakan tahun paling berdarah bagi para pembawa berita yang meliput peristiwa di berbagai tempat di dunia. Sementara lokasi paling banyak memakan korban meninggal di kalangan pers adalah Irak.
Irak sebagai wilayah kematian terbesar bagi para wartawan sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, menurut survey The International News Safety Institute. Lembaga yang bermarkas di Brussel, Belgia itu menyebutkan bahwa ada 77 orang wartawan yang meninggal dalam separuh tahun ini, berbanding 68 orang wartawan yang meninggal sepanjang tahun 2006. Dari data itu, ada 22 orang wartawan yang meninggal di Irak dalam paruh tahun 2007 saat meliput berbagai berita di negara yang kini kacau balau oleh pendudukan pasukan asing dan konflik etnik itu.
Peringkat kedua lokasi paling berbahaya adalah Afghanistan, di mana ada lima orang wartawan meninggal dalam paruh 2007 ini. Disusul lokasi lainnya seperti Haiti, Filipina, Shomalia, India, Palestina, Srilangka, Mexico dan Brazil.
Para pemerhati tugas wartawan kini mulai banyak yang mengumandangkan keselamatan bagi para pembawa berita di lokasi-lokasi konflik. Keprihatinan itu terpicu sejak tahun 2006 di mana jumlah kematian wartawan yang tengah menjalani tugasnya, mencapai 168 orang dalam satu tahun itu. (na-str/albwb)
.