Awal pekan ini, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), sebuah lembaga pemikir, merilis sebuah laporan baru yang merinci “arsitektur penindasan” Xinjiang yang dikatakan telah dikembangkan untuk menindas orang-orang Uighur.
Laporan itu mengatakan setidaknya 1.869.310 warga Uighur dan warga lainnya di Xinjiang dipilih setelah mereka ditemukan menggunakan Zapya, aplikasi pesan seluler.
Kubu pro-China tak terima dengan klaim 43 negara itu. Sebagai tanggapan, Kuba mengeluarkan pernyataan tandingan atas nama 62 negara lain yang mengatakan bahwa Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.
Pernyataan tandingan itu menolak semua tuduhan pelecehan di sana karena didasarkan pada motivasi politik dan disinformasi.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun berbicara segera setelah itu, mengutuk tuduhan tak berdasar dan kebohongan, dan menuduh Amerika Serikat dan beberapa penandatangan lain yang tidak disebutkan namanya atas pernyataan menggunakan hak asasi manusia sebagai dalih untuk manuver politik untuk memprovokasi konfrontasi.
Dia sangat membela perkembangan Xinjiang, dengan mengatakan kehidupan rakyatnya semakin baik dari hari ke hari. “Dan rencana Anda untuk menghalangi pembangunan China pasti akan gagal,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (22/10/2021). [Sindo]