Keamaan Aljazair akan menggelar kampanye keagamaan massif di negara yang telah berdarah-darah oleh konflik internal itu.
Kampanye massif yang dimaksud adalah untuk meng-counter fatwa-fatwa yang beberapa lama ini gencar disosialisasikan oleh sebuah organisasi yang menyebut dirinya dengan nama “Tanzhem Al-Qaidah fi Bilad Maghrib Al-Islami”.
Kampanye besar-besaran itu dilakukan dengan cara menetapkan komitmen perdamaian dan rekonsiliasi nasional.
Muhammad Sharaq, pakar keamanan Aljazair, mengatakan, “Aksi kampaye agama dari pemerintah Aljazair ini dilakukan setelah adanya berbagai informasi bahwa sejumlah kalangan radikal menyatakan diri bertaubat, tapi mereka masih terus mendapat tekanan dan teror dari para petinggi organisasi bersenjata mereka.”
Ia menjelaskan, masalah itu menjadi sebab utama yang memicu pemerintah mengintensifkan upayanya untuk meyakinkan kelompok radikal bersenjata agar tidak mengikuti perintah organisasi mereka, menjelaskan kekacauan logika dan alasan yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh mereka, berdasarkan fatwa dari para ulama, seperti Syaikh Yusuf Qaradhawi.
Selain itu, disampaikan juga bahwa sayap keamaan Aljazair rencananya akan menggelar aksi ini untuk menenangkan sejumlah anasir garis keras agar melanjutkan proses perjanjian damai dan rekonsiliasi nasional yang pernah dilakukan di Aljazair, yang seharusnya sudah usai sejak September 2006.
“Prasasti perdamaian dan rekonsiliasi nasional itu sudah ditetapkan sejak 29 September 2005 dan seharusnya amnesti telah selesai diberikan dengan dibebaskannya lebih dari 2.220 orang yang terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan, serta penyerahan senjata yang dilakukan oleh 300-an orang.” (na-str/iol)