Penaklukan Cordoba dilakukan pada malam hari. Mugith Ar- Rumi dengan pasukan berkudanya berhasil mendobrak tembok Cordoba. Selain menguasai Cordoba, pasukan tentara Islam juga menaklukan wilayah-wilayah lain di Spanyol seperti, Toledo, Seville, Malaga serta Elvira. Selama pemerintahan Umayyah berpusat di Damaskus, Toledolah yang menjadi ibu kota Spanyol.
Cordoba baru menjadi ibukota Spanyol, ketika Dinasti Umayyah ditumbangkan Abbasiyah dan pusat kekuasaan bergeser dari Damaskus ke Baghdad. Setelah dikalahkan Abbasiyah, Dinasti Umayyah, lalu membangun kekuasaannya di Spanyol. Cordoba pun mulai menjadi pusat kekuasaan Ummayah di bawah pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I.
Masa masuk dan berkembangnya Islam di Cordoba itu berlangsung dari 711-912 M. Mulai dari 912 hingga 976M, peradaban Cordoba mulai menggeliat. As-Samah bin Malik Al- Khaulani merupakan merupakan tokoh yang membangunkan dan mengembangkan Cordoba hingga menjadi salah satu sebuah kota terbesar di Eropa.
Pada masa pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I, Cordoba disulap menjadi pusat perkembangan ilmu, pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan di seantero benua Eropa. Pada masa kepemimpinannya, Abdurrahman I berupaya untuk mengundang dan mendatangkan ahli fikih, alim ulama, ahli filasafat, dan ahli syair untuk bertandang dan mengembangkan ilmunya di Cordoba.
Puncak kejayaan dan masa keemasan Cordoba di bawah pemerintahan Islam mulai berlangsung pada era pemerintahan Khalifah Abdul Rahman An-Nasir dan pada zaman pemerintahan anaknya Al-Hakam. Ketika itu, Cordoba telah mencapai kejayaannya hingga pada taraf kekayaan dan kemewahan yang belum pernah tercapai sebelumnya.
Tak heran, bila pada era itu Cordoba memapu mensejajarkan diri dengan Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan Abbasiyah. Tak cuma itu, Cordoba juga setaraf dengan Konstantinopel, ibu kota kerajaan Bizantium sera Kaherah (Kairo), ibukota kerajaan Fatimiah.