Clinton Tekan Israel, Tolak Pemerintahan Bersatu di Palestina

Amerika Serikat mulai tak sabaran dengan pemerintahan baru sayap kiri di Israel pimpinan Perdana Menteri Netanyahu dalam masalah perdamaian dengan Palestina. Namun negara-negara Arab selayaknya berhati-hati dengan politik adu domba yang kerap dilancarkan AS dan Eropa di dunia Islam.

Menlu AS Hillary Clinton memperingatkan Israel akan kehilangan dukungan dari negara-negara Arab untuk menghadapi ancaman Iran jika Israel menolak melanjutkan proses perdamaian.

Clinton mengklaim negara-negara Arab sudah menegaskan padanya bahwa Israel harus menunjukkan komitmennya terhadap proses perdamaian dengan Palestina, jika Israel ingin mendapatkan dukungan Arab untuk menghadapi Iran.

"Negara-negara Arab sudah meyakinkan, jika Israel mau melanjutkan negosiasi damai dengan otoritas Palestina, negara-negara Arab akan memperkuat dukungannya untuk menghadapi Iran," klaim Clinton dalam pidatonya di depan dewan legislatif AS.

AS nampaknya mulai kesal dengan sikap pemerintahan Netanyahu yang keras kepala menolak solusi dua negara yang ditawarkan pemerintahan AS untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak mau mengakui hak rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri yang merdeka dan berdaulat.

Sejauh ini, belum ada negara-negara Arab yang menanggapi pernyataan Clinton itu, yang terkesan memanfaatkan hubungan yang kurang harmonis antara Arab dan Iran, untuk menutupi kegagalan AS dalam upaya menciptakan perdamain antara Israel-Palestina.

Di sisi lain, dalam pidatonya di depan dewan legislatif AS, Clinton mengungkapkan bahwa pemerintahan bersatu di Palestina antara faksi Fatah dan Hamas tidak akan pernah tercapai. Ia juga menegaskan bahwa AS tidak akan menyalurkan bantuannya untuk Hamas dan untuk entitas apapun yang dikontrol oleh Hamas.

"Tidak akan ada bantuan yang akan mengalir ke Hamas atau entitas apapun yang berada di bawah kontrol Hamas," tukas Clinton. Pada dewan, ia mengajukan usulan bantuan dana sebesar 840 juta dollar untuk otoritas Palestina di bawah pimpinan Presiden Abbas.

Clinton menegaskan kembali bahwa AS tidak akan menolak pemerintahan persatuan di Palestina jika pemerintahan bersatu itu tidak memenuhi syarat yaitu mengakui hak Israel untuk eksis dan menghentikan kekerasan. (ln/prtv/YN)