Titah Presiden Barack Obama bahwa Afghanistan menjadi ancaman, nampaknya akan menjadi kenyataan. Hallary R.Clinton sejak diangkat menjadi Menlu AS, mendapatkan beban tugas yang amat berat, bagaimana harus mengelola dan mengatasi situasi konflik di Asia Selatan (Pakistan dan Afghanistan), yang sudah ada sejak pemerintahan Presiden Bush. Tapi, intinya tidak mengubah kebijakan dasar AS, yang tetap menempatkan Pakistan dan Afghanistan, sebagai ancaman bagi AS.
Hallary yang baru meninggalkan kawasan Timur Tengah, mengusulkan diselenggarakan konferensi internasional yang membahas tentang Afghanistan pada 31 Marent 2009, nanti. Konferensi yang diusulkan untuk digelar itu, dibawah naungan PBB. Menlu AS itu, juga mengusulkan dalam konferensi itu, diundang pemerintah Iran, karena Iran berbatasan dengan Afghanistan. Juru bicara Deparlu AS, Robert Wood, menyatakan : “Saya berharap bahwa Iran juga diundang”, ujar Wood.
“Iran berbatasan dengan Afghanistan. Upaya militer AS dan Sekutunya mengakhiri konflik di Afghanistan, yang melibatkan Taliban dan al-Qaidah. Setiap hari Dubes Iran telah melakukan kontak diplomatic dengan Dubes kami setiap hari”, ujar Hallary kepada wartawaan di Brussel. Perluasan konferensi yang awalnya hanya akan membahas tentang Afghanistan, tapi atas usulan dari Senator John Kerry, yang mengepalai Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengusulkan agar Iran dilibatkan dalam konferensi yang sedang digagas itu.
AS mempunyai dua tujuan dalam rencana konferensi yang akan digelar itu, pertama ingin mencari solusi terhadap masalah Afghanistan, yang akan melibatkan negara-negara yang mempunyai posisi strategis, seperti Afghanistan, dan mereduksi kemamppuan militer Taliban dan al-Qaidah, dan sekaligus membahas masalah nuklir Iran,yang sekarang menurut kalangan Barat, yang sudah mendapat petuah Israel, menjadi ancaman keamanan global.
Seperti dikatakan John Kerry, bahwa AS tidak cukup hanya berunding langsung dengan Teheran, dan mendengarkan Tim IAEA dan Eropa, tapi harus dengan masyarakat internasional. Sementara itu, Iran suah menyatakan bahwa negara itu, akan memiliki kemampuan senjata nuklir”, ujar Kerry.
Komite kebijakan luar negeri Senat itu, hampaknya lebih banyak mendengar pandangan dua mantan penasehat keamanan nasional (NSC) AS, di zamannya Presdien Jimmy Carter dan Zbigniew Brzezinski dan Jendaral Brent Scowcroft yang menjadi penasehat keamanan di zamannya Presiden George Bush, menekankan melakukan negosiasi langsung dengan Teheran, dan menggunakan kekuatan, dan mendorong perubahan rezim, sebagai langkah menghadapi pemerintah di Teheran.
Brzezinski dan Scowcroft keduanya sepakat ancaman terbedar dari Iran, dan bagaimana agar Iran diisolasi agar tidak mendapatkan senjata nuklir. Brzenzinki juga mengingatkan kepada Hallary agar hati-hati dengan gagasan Israel. Mungkin mantan penasehat keamanan nasional (NSC) itu, mengkawatirkan agar AS tidak lagi terjebak dengan gagasan atau ide Israel, yang dapat menciptakan ketegangan di Timur Tengah. (m/jp)