Dukungan terhadap pemerintahan baru Palestina yang dipimpin Hamas terus mengalir. Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Cina untuk wilayah Asia Barat dan Afrika Utara, Zhai Jun menyatakan akan mengundang Menteri Luar Negeri Palestina Mahmud az-Zahar untuk hadir dalam pertemuan Forum Cina-Arab yang akan berlangsung tanggal 31 Mei-1 Juni mendatang.
Zhai mengatakan, tidak ada alasan untuk melarang pemerintah Palestina hadir dalam pertemuan forum tersebut. "Jika anda tidak mengakui pemerintahan yang terpilih secara demokratis, demokrasi macam apa itu?" kata Zhai.
"Kita tidak perlu menyetujui kebijakan Hamas, tapi karena Hamas dipilih oleh rakyat Palestina, kita harus menghormati pilihan mereka," sambungnya.
Zhai menyatakan, Cina akan memanfaatkan forum Sino-Arab untuk mendesak pemerintah Palestina agar melanjutkan kembali pembicaraan damai dengan Israel dan menghormati kesepakatan damai yang sudah tercapai.
Soal negosiasi damai dengan Israel, PM Palestina Ismail Haniyah berulang kali menegaskan bahwa pemerintahannya siap berunding dengan Israel jika perundingan kembali pada kesepakatan tahun 1967 yang menetapkan perbatasan-perbatasan Palestina-Israel. Selain itu pemerintahan Hamas juga menginginkan Israel mengakui hak-hak rakyat Palestina.
"Kami tidak punya perasaan dendam pada warga Yahudi. Kami tidak berharap untuk melemparkan mereka ke laut. Apa yang kami inginkan adalah, kembalikan tanah air kami dan jangan melukai siapapun," kata Haniyah pada surat kabar Washington Post edisi Februari lalu.
Sementara itu dari Jerman dikabarkan Menteri Urusan Pengungsi Palestina Atif Udwan melakukan kunjungan ke Berlin, meski Uni Eropa menerapkan kebijakan untuk tidak melakukan kontak dengan pemerintahan Hamas.
Seorang sumber di pemerintahan Jerman mengungkapkan, Udwan tiba di Jerman setelah berkunjung ke Swedia di bawah perjanjian Schengen. Perjanjian itu menyatakan bahwa visa yang diberikan oleh salah satu negara Uni Eropa, bisa berlaku untuk negara anggota UE lainnya.
Sumber di pemerintahan Jerman itu tidak mau menyebutkan berapa lama dan siapa saja yang akan dijumpai Udwan di Jerman. (ln/iol)