Cina Kesal, DK PBB Bersikap Lunak terhadap Israel

Perwakilan negara Cina di PBB mengungkapkan kekesalannya atas sikap Dewan Keamanan PBB yang tidak menyalahkan Israel atas peristiwa pengeboman pos pemantau perdamaian PBB di Libanon, yang menyebabkan empat staff PBB tewas, satu di antaranya asal Cina.

Dalam pernyataannya, DK PBB hanya menyatakan penyesalannya atas tindakan Israel membom pos pemantau PBB di Libanon hari Selasa (25/7) lalu, namun sama sekali tidak menyalahkan Israel atas tragedi itu.

Hal itu terjadi karena AS melarang pernyataan yang bernada mengkritik Israel dimasukkan dalam pernyataan DK PBB tersebut. Utusan Israel di PBB, Dan Gillerman bahkan menyatakan, pernyataan DK PBB atas ‘kecelakaan tragis’ itu cukup adil dan seimbang.

Cina yang seorang warganya menjadi korban, tentu saja berang dengan isi pernyataan DK PBB yang dianggap terlalu lunak. Utusan Cina di PBB Wang Guangya mengatakan, isi pernyataan dalam draft asli yang dibuat oleh Cina banyak yang dihapus.

Misalnya paragraf yang berbunyi, "Dewan Keamanan mengutuk setiap serangan yang dilakukan secara sengaja terhadap personil PBB," kata-kata ini dihapus dari draft. Termasuk kalimat yang mendesak agar PBB ikut terlibat dalam penyelidikan yang dilakukan Israel dalam kasus ini.

Selengkapnya, kalimat itu berbunyi, Dewan Keamanan menyerukan Israel "untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh atas insiden ini, dengan mempertimbangkan materi-materi yang relevan yang diberikan otoritas PBB, dan mengumumkan hasil penyelidikannya pada publik secepat mungkin."

Wang Guangya mengatakan, draft itu merupakan upaya ‘minimum’ yang diharapkan bisa dilakukan oleh Dewan Keamanan.

"Setiap pembunuhan terhadap manusia tak berdosa harus dikecam," kata Guangya.

Ditanya apakah negosiasi atas isi pernyataan DK PBB itu akan mempengaruhi pembicaraan resolusi terhadap program nuklir Iran, Guangya hanya menyatakan hampir semua delegasi di dewan keamanan kini merasa frustrasi dengan sikap AS.

"Tentu saja rasa frustrasi ini akan menimbulkan dampak negatif," imbuhnya.

Tanpa menyebut nama AS, Guangya mengatakan, keengganan satu negara akan mempengaruhi kerjasama dalam isu-isu lain. (ln/aljz)