CIA Desak Gedung Putih Setujui Penambahan Drone di Yaman dan Pakistan

CIA mendesak Gedung Putih untuk menyetujui perluasan armada pesawat tak berawak drone, sebuah surat kabar melaporkan pada hari Jumat ini (19/10).

Surat kabar itu juga mengatakan bahwa CIA berniat untuk melanjutkan kampanye drone di Afghanistan untuk mencari pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahiri, penerus Usamah Bin Ladin.

Usulan yang disampaikan oleh Direktur CIA David Petraeus akan memungkinkan lembaga itu mempertahankan kampanye serangan udara mematikan di Pakistan dan Yaman serta memungkinkan untuk menggeser operasi dan target ancaman al-Qaidah yang muncul di Afrika Utara.

Jika disetujui, CIA bisa menerima hingga sepuluh pesawat baru, menambah inventaris yang berkisar antara 30 sampai 35 pesawat selama beberapa tahun terakhir.

Satu pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan permintaan Petraeeus mencerminkan adanya masalah kekacauan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Dengan apa yang terjadi di Libya, kita menyadari bahwa tempat-tempat ini akan memanas,” kata pejabat yang mengacu pada serangan 11 September di Libya terhadap pos diplomatik AS di Benghazi.

Belum ada keputusan yang telah dibuat tentang langkah bersenjata CIA menambah drone ke wilayah tersebut, namun para pejabat telah mulai memetakan kontinjensi. “Saya pikir kami benar-benar sedang melihat ke depan.”

Proposal CIA untuk drone tambahan akan dievaluasi oleh sekelompok spesialis yang dipimpin oleh penasihat kontraterorisme Presiden AS Barack Obama, John O ‘Brennan, sesuai dengan protokol resmi.

Kelompok ini termasuk pejabat senior dari CIA, Pentagon, Departemen Luar Negeri dan instansi lainnya. Mereka juga terlibat langsung dalam menentukan target yang diduga al-Qaidah dalam daftar yang harus dibunuh.

Kelompok ini memutuskan alokasi aset, termasuk apakah CIA atau Departemen Pertahanan mengambil kepemilikan pesawat baru yang disampaikan.

CIA dapat tetap menjadi pemain utama dalam pembunuhan yang ditargetkan terhadap tersangka terorisme di luar negeri atau secara bertahap kembali ke fokus pada pengumpulan informasi intelijen, tergantung apakah usulan tersebut disetujui atau tidak.(fq/aby)