Peran AS dalam pembunuhan sejumlah tokoh-tokoh dunia yang dianggap tidak mengikuti kemauannya, sudah menjadi rahasia umum. Kali ini, CIA merilis sejumlah dokumen rahasia dari era tahun 1960-an yang membuktikan upaya pembunuhan terhadap pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Dalam dokumen itu terungkap bahwa CIA berusaha membujuk Johnny Roselli yang dikenal sebagai tokoh penjahat, untuk membantu rencana CIA membunuh Castro. "Target misi ini adalah Fidel Castro, " demikian kalimat yang tertulis dalam dokumen-dokumen tersebut.
Menyusul beredarnya dokumen itu, tak heran jika Castro pada hari Senin kemarin melontarkan tudingan bahwa Presiden AS George W. Bush telah "memerintahkan dan mengizinkan" upaya untuk ‘menghabisi’ nya.
Selain dokumen rencana pembunuhan terhadap Fidel Castro, dokumen-dokumen rahasia lainnya yang dibuka untuk publik mengungkap sejumlah informasi detil tindakan-tindakan ilegal yang dilakukan CIA selama 25 tahun belakangan ini di negara-negara lain, di antaranya adalah upaya pembunuhan, penculikan dan kegiatan mata-mata.
Salah satunya adalah dokumen yang mengungkap bahwa pada Agustus 1960, seorang pejabat CIA melakukan pendekatan pada Kolonel Sheffield Edwards dari Kantor Keamanan AS. Edwards diminta untuk memutuskan apakah dia memiliki asset yang bisa membantu misi-misi penting CIA yang menggunakan cara ala gangster.
Dari dokumen-dokumen tersebut juga terungkap bahwa CIA memata-matai sejumlah wartawan AS, para aktivis hak asasi manusia dan aktivis yang menentang perang Vietnam, membukan pos-pos intelejen bersama antara AS, Uni Sovyet dan China, serta menyelinap ke rumah-rumah mantan pegawai CIA. Semua dokumen-dokumen itu bisa diakses melalui situs http://www.foia.cia.gov (ln/aljz)