Eramuslim.com – Pemerintah China meluapkan keberangan setelah DPR Amerika Serikat mengesahkan Rancangan Undang-undang Hak Asasi Manusia Uighur tahun 2019 dengan suara hampir mutlak pada Selasa malam (03/12) waktu Amerika Serikat.
China mengancam akan mengambil tindakan balasan jika Amerika Serikat (AS) sampai mengundangkan RUU. RUU itu masih harus disetujui Senat dan presiden AS.
RUU dianggap secara sengaja merendahkan kondisi hak asasi manusia China di Xinjiang, dengan ceroboh menodai upaya-upaya China untuk memberantas ekstremisme dan memerangi terorisme. “Secara kejam menyerang kebijakan pemerintah China dalam memerintah Xinjiang,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Selasa (04/12).
Pengesahan itu, lanjutnya, merupakan tindakan yang melanggar hukum internasional, jahat dan memfitnah.
Media China melaporkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah China sedang murka terhadap Amerika Serikat, hanya beberapa hari setelah AS mengundangkan RUU yang mendukung gerakan protes prodemokrasi di Hong Kong.
DNA anak-anak Uighur
RUU Hak Asasi Manusia Uighur memberikan kewenangan kepada pemerintahan Presiden Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap China atas dugaan penindasan yang dialami kaum minoritas Muslim Uighur yang tinggal di wilayah otonom Provinsi Xinjiang.