Informasi bahwa Al-Qaida mengancam akan membalas dendam perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur di Xinjiang disampaikan oleh sebuah lembaga konsultan internasional Stirling Assynt. Lembaga itu mengklaim mendapatkan informasi itu berdasarkan laporan Aljazair Al-Qaida Islamic Maghreb (AQIM) sebuah organisasi yang disebut sebagai bagian dari jaringan Al-Qaida.
AQIM mengancam akan menyerang kepentingan-kepentingan negara China di luar negeri untuk membalas kematian Muslim Uighur dalam kerusuhan antar etnis di Xinjiang. "AQIM menjadi sayap Al-Qaida yang pertama kali mengancam China dan nampaknya kelompok lain juga akan mengeluarkan ancaman yang sama," demikian laporan Stirling Assynt yang dilansir surat kabar South China Morning Post, edisi Selasa (14/7).
Lembaga konsultan itu menyatakan, keinginan untuk membalas dendam atas apa yang dialami Muslim Uighur di Xinjiang sudah menyebar ke banyak komunitas mujahidin di seluruh dunia dan ratusan ribu orang China yang bekerja di Timur Tengah dan Afrika Utara termasuk 50.000 orang China yang bekerja di Al-Jazair terancam keselamatannya.
"Ancaman ini harus ditanggapi dengan serius. Makin banyak para mujahidin yang mulai membicarakan bahwa mereka ingin melihat adanya tindakan terhadap China. Beberapa mujahidin sudah dengan aktif mencari informasi tentang segala sesuatu milik China yang ada di dunia Islam, yang bisa menjadi target mereka," demikian klaim Stirling dalam laporannya.
Masih menurut Stirling, proyek-proyek China di negara Yaman adalah salah satu target kelompok-kelompok ekstrim yang sekaligus ingin menumbangkan kepemimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman karena menjalin hubungan dengan China. (ln/aby)