Dalam rangkaian kegiatan kunjungannya ke Turki, Paus Benediktus XVI berkesempatan mengunjungi Masjid Sultan Ahmad atau Masjid Biru di Istanbul. Ada cerita menarik dari kunjungan Paus ke masjid itu.
Laporan surat kabar Asharqul Awsath-surat kabar berbahasa Arab yang terbit di London-edisi Jumat (1/12) melaporkan, Paus Benediktus dengan didampingi Mufti Turki Syaikh Musthafa Kakaraji menunaikan "salat" di masjid itu dalam kunjungannya Kamis kemarin.
Menurut Asharqul Awsath, Paus terlihat ikut menghadap ke Kiblat dan mendekapkan tangannya seperti orang salat. Dalam kunjungan tersebut, Mufti Turki memang menjelaskan tentang tatacara salat dalam Islam pada Paus.
Selain itu, tulis Asharqul Awsath, Paus sempat terkagum-kagum mendengar kapasitas masjid yang bisa menampung sampai delapan ribu jamaah, terutama pada salat Jumat dan salat Tarawih di bulan Ramadhan.
"Delapan ribu orang, banyak sekali," kata Paus.
Dalam kunjungan itu Paus menyampaikan simpatinya pada umat Islam di seluruh dunia. Ia menyatakan memimpikan perdamaian dunia yang dilandasi agama. Kunjungan ke Masjid Biru kemarin dilanjutkan dengan kunjungan ke Aya Sofya dan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Paus dan Syaikh Mustafa.
Kunjungan Paus ke Masjid Biru-masjid paling terkenal dan salah satu obyek wisata di Turki-dipandang sebagai isyarat rekonsiliasi Paus setelah ia mengeluarkan pernyataan yang melukai hati umat Islam beberapa waktu lalu.
Menurut juru bicara Vatikan, Federico Lombardi pada pekan lalu, ia menambahkan kunjungan ke Masjid Biru dalam jadwal kunjungan Paus ke Turki sebagai "bentuk penghormatan." Dengan kunjungan itu, Paus Benediktus XVI menjadi Paus Katolik Roma kedua yang masuk ke Masjid Sultan Ahmad.
Sementara itu, sekitar 150 orang nasionalis Turki melakukan aksi protes atas kunjungan Paus. Mereka menuntut agar Aya Sofya yang kini dijadikan musium, dibuka kembali sebagai tempat ibadah warga Muslim.
Dalam kunjungannya ke Turki, Paus memuji Islam sebagai agama perdamaian dan menyatakan mendukung bergabungnya Turki ke Uni Eropa. Padahal, semasa masih menjadi Kardinal, Paus menentang Turki bergabung dengan Uni Eropa karena alasan keIslamannya.
Dari 70 juta penduduk Turki, terdapat 23 ribu penganut agama Yahudi, 20 ribu penganut Katolik Roma, 65 ribu orang Armenia penganut Kristen Ortodok dan 3.500 penganut Protestan yang kebanyakan pindah ke agama Islam dan selebihnya menganut agama Islam. (ln/aljz/infohaji)