Eramuslim – “Sudan telah menutup semua pusat kebudayaan Iran di ibukota Khartoum karena dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional,” Presiden Omar al-Bashir mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Al Arabiya News.
Mengomentari hubungan negaranya dengan Iran, Bashir mengatakan: “Kami hanya menerapkan hubungan biasa antara dua negara.”
“Masyarakat menduga pusat budaya tersebut sebagai penyebaran aliran Syiah. Kami harus dicatat bahwa kami adalah Muslim Sunni. Dan kami sendiri memiliki masalah yang sudah cukup, “katanya.
“Kita tidak bisa menangani masalah baru dan konflik antara Muslim dan Syiah. Kami menutup pusat-pusat ini karena kita tahu bahwa mereka bisa membahayakan Sudan dan persatuan nasional, “katanya.
Pernyataannya itu mengacu pada pengumuman pemerintah Sudan yang dibuat pada bulan September, di mana ia mengatakan bahwa pusat kebudayaan Iran di ibukota dan cabang lainnya telah melanggar mandat mereka dan menjadi ancaman sosial dan ideologis negara yang sebagian besar Muslim.
Pemerintah Sudan juga mengusir diplomat Iran.
Mengomentari situasi di Libya, Presiden Bashir membantah bahwa negaranya mendukung kelompok-kelompok Muslim di negara Afrika Utara itu, ia mengatakan pemerintah PM Abdullah al-Thinni adalah pemerintah yang sah di negara tersebut. (Arby/Dz)