Krisis keuangan yang melanda AS belum menunjukkan tanda-tanda akan pulih, malah menunjukkan gejala makin memburuk. Setelah perusahaan keuangan raksasa Lehman Brothers, sekarang giliran perusahaan asuransi AIG-perusahaan asuransi terbesar di AS-yang terhuyung-huyung dan kemungkinan akan bernasib sama dengan Lehman, bangkrut.
Keputusan Federal Reserve AS menetapkan tingkat bunga sebesar 2 persen, membuat AIG mulai kehabisan napas dan akhirnya mengalami problem dana tunai. Melihat AIG makin kritis, Federal Reserve akhirnya mengumumkan upaya penyelamatan dengan mengucurkan pinjaman darurat bagi AIG sebesar 85 milyar dollar.
Dalam pernyataan resmi Bank Sentral AS hari Selasa (16/9) malam disebutkan, keputusan mereka untuk menyelamatkan AIG mendapat dukungan penuh dari Departemen Keuangan dengan persyaratan-persyaratan yang didisain guna melindungi kepentingan pemerintah AS dan para pembayar pajak.
Menteri Keuangan AS Henry Paulson menyatakan, "Ini adalah saat-saat yang penuh tantangan bagi pasar finansial kita. Saya mendukung langkah yang diambil Federal Reserve malam ini untuk menyelamatkan AIG agar tetap bisa memenuhi kewajiban-kewajibannya, meminimalkan kemungkinan situasi yang lebih kacau dan pada saat yang sama, untuk melindungi para pembayar pajak."
Otoritas perekonomian di AS memang sangat berkepentingan menyelamatkan AIG, karena jika AIG kolaps akan menimbulkan dampak yang lebih berat dibandingkan dampak kebangkrutan Lehman, bukan hanya di AS, tapi bagi perekonomian dunia secara keseluruhan. Banyak bank dan dana-dana investasi di AS dan seluruh dunia yang akan kehilangan perlindungan asuransinya pada saat pembayaran-pembayaran yang harus dilakukan sedang meningkat.
Krisis keuangan di AS memaksa bank-bank sentral di seluruh dunia mengambil tindakan darurat untuk menjaga likuiditas pasar. Bank Sentral Inggris misalnya, menyuntikkan dana segar sebesar 36 milyar dollar, Bank Sentral Jepang menyuntikkan dana sebesar 24, 1 milyar dollar ke pasar uangnya. (ln/berbagai sumber)