Pemimpin Revolusi Kuba, Fidel Castro, menggambarkan adanya potensi intervensi NATO ke Libya, pada saat operasi militer yang dipimpin AS ke wilayah konflik tersebut bertujuan untuk menyerang dan mengambil kendali minyak negara itu.
Dalam sebuah esai bernama "NATOs’ Inevitable War," Castro mengatakan AS dan NATO mempertimbangkan adanya perang sipil di Libya bersamaan dengan itu mereka memiliki kesempatan untuk menyerukan intervensi militer dalam upaya untuk mendapatkan kendali minyak yang ada di negara Afrika utara tersebut, CNN melaporkan.
Laporan yang diterbitkan di media pemerintah Kuba pada Rabu lalu, juga menuduh media Barat menyebarkan sejumlah besar kebohongan sekitar tindakan yang dilakukan Kolonel Muammar Gaddafi terhadap para demonstran anti-rezim di Libya.
Negara-negara Barat saat ini berkeinginan kuat untuk melakukan intervensi militer di Libya, pada saat beberapa kapal perang AS telah mendekati pantai Libya dan negara itu menyerukan untuk diterapkan zona larangan terbang di atas negara Afrika tersebut.
Gaddafi, sementara itu, telah memperingatkan akan terjadi pertumpahan darah yang lebih besar di Libya jika asing melakukan intervensi.
Demonstran anti Gaddafi juga telah menolak tawaran masuknya pasukan asing untuk campur tangan di negara mereka.(fq/prtv)