Sejak memasuki bulan Ramadhan produk kurma dari Israel membanjiri Maroko. Kurma asal Israel itu bermerk "Bat Sheva", bahasa Ibrani untuk nama kota Beersheba. Produk kurma ini banyak ditemui di Maroko bagian tengah dan timur.
Label bertuliskan "Made in Israel" jelas-jelas terlihat dalam kemasan kurma tersebut. Seorang guru bernama Abdel Jalil menyatakan dirinya melihat kurma-kurma produk Israel itu. Begitu juga dengan pedagang kurma Haji Muhammad.
"Kami biasa membeli kurma dari negara-negara Arab, misalnya dari Tunisia. Saya sendiri tidak mau membeli kurma yang diproduksi oleh musuh kami (Israel), " ujarnya.
Ia menyesalkan para pedagang lain yang menurutnya "rakus" dan tidak mempedulikan dari mana kurma-kurma yang dijualnya berasal. "Mereka tidak menghormati sensibilitas rakyat Maroko dan hanya mencari uang" tukas Haji Muhammad yang mengaku kaget ketika pertama kali melihat kurma-kurma asal Israel bertebaran di pasar-pasar di Maroko.
Menurut Abdel Jalil, para pedagang sengaja melepas label bertuliskan "buatan Israel" dan membuat seolah-olah kurma itu adalah produk dari Mesir.
"Ini provokatif, " kata Khaled Al-Sufiany menanggapi beredarnya kurma-kurma buatan Israel.
Al-Sufiany yang juga kordinator organisasi yang mendukung perjuangan di Irak dan Palestina mengatakan, "Kelompok pro-Israel sengaja mengeksploitasi bulan Ramadhan dan memberlakukan normalisasi hubungan dagang dengan Israel pada masyarakat awam. "
Selama ini negara Maroko selalu menolak hubungan dagang dengan Israel, sebagai bentuk dukungan negara ini pada bangsa Palestina. Negara yang terletak di Afrika Utara ini menutup kantor perdagangannya di Tel Aviv dan kantor perwakilan Israel di Rabat menyusul pecahnya gerakan Intifada tahun 2000.
Namun kelompok-kelompok non-pemerintah tetap menjalin hubungan dagang dengan Israel dan mengaku bahwa hubungan dagang dengan Israel, utamanya di bidang pertanian, cenderung meningkat. (ln/iol)