Bagaimana AS melancarkan serangannya pada Taliban? Hal itu menjadi sebuah pertanyaan besar terutama menyangkut serangan udara AS atau yang biasa disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Intelijen AS dan Pakistan mengatakan bahwa serangan udara AS sangat efektif dalam menumpas Mujahidin di Pakistan. Sepanjang tahun ini, telah terjadi 28 kali serangan udara, dan hasilnya ribuan warga sipil Afghanistan telah menjadi korban.
Bagaimana serangan udara itu mencapai sasarannya? Mullah Nazir, salah salah komandan Taliban di Pakistan mengetahuinya.
“Pesawat-pesawat udara itu dipandu oleh kartu SIM yang biasanya dipakai dalam telefon genggam para pejuang Mujahidin, melalui mata-mata yang banyak disusupkan di antara pejuang.” ujarnya. Kartu SIM ini kemudian mengirimkan sinyal ke satelit yang akan memberikan posisi sasaran dan kemudian memudahkan pesawat udara itu memuntahkan misilnya.
Mengapa kartu SIM? Ini karena kartu SIM telefon genggam mempunyai sinyal yang kuat. Apalagi militer AS menggunakan telefon genggan yang khusus dibuat oleh Cejay Engineering untuk keperluan ini. Telefon genggang ini dilengkapi dengan baterai 9 volt yang bisa tahan sampai 100 jam. Sekadar informasi saja, teknologi telefon genggam ini sudah dipakai militer AS sejak tahun 1984. Nah, semua pesawat tempur AS dilengkapi dengan kamera infrared yang menerima sinyal dari kartu SIM. Cara kerja ini sama dengan cara kerja kontrol remot pada televisi, dengan sedikit penambahan teknologi tentunya.
April lalu, Habibur Rahman dari Pakistan membuat pengakuan bahwa ia adalah mantan mata-mata AS yang khusus bekerja memasukan kartu SIM ke dalam telefon genggam para Mujahidin Taliban. Namun ia ketahuan, dan dihukum oleh Taliban. “Saya diberi diberi uang $122 untuk tugas ini.” Paparnya sebelum ia diadili, “Jika saya berhasil, maka saya akan diberi ribuan dollar lainnya lagi.
Rahman juga mengatakan dia tidak hanya memasukan kartu SIM di wilayah pejuang Taliban tapi juga di daerah lainnya yang terdapat banyak rakyat sipil. “Saya tahu saya bisa mencelakakan rakyat, tapi saya sangat membutuhkan uang.” Tambahnya. (sa/poj)