Para uskup AS telah mengumumkan rencana untuk merevisi Perjanjian Baru dari New American Bible jadi satu versi yang dapat digunakan untuk doa perorangan, katekesis dan liturgi.
“Tujuannya adalah untuk menghasilkan terjemahan yang tunggal,” kata Kardinal Donald W. Wuerl dari Washington, DC pada 14 Juni lalu.
Dia menjelaskan bahwa komite para uskup dalam urusan Ibadat dan Doktrin keduanya menyatakan keinginan untuk adanya satu terjemahan yang cocok untuk semua aplikasi pastoral, termasuk doa individu, studi dan penggunaan kebaktian, bersama dengan proklamasi liturgi.
Terjemahan baru akan “memberikan kami salah satu sumber bahasa ketika kita berbicara tentang Firman Tuhan,” ujarnya.
Proses menciptakan terjemahan baru akan mengambil waktu yang lama dan akan terdiri dari langkah-langkah yang panjang, Kardinal Wuerl mengakui.
Terjemahan Injil Perjanjian Baru terakhir direvisi pada tahun 1986. Sebagai perbandingan, porsi terjemahan dengan merevisi Perjanjian Lama New American Bible di mulai tahun 1994 dan selesai pada tahun 2001.
Karya ini akan menggunakan prinsip yang sama yang dipandu dengan revisi terakhir dari Perjanjian Lama dalam New American Bible, serta norma untuk menerjemahkan Kitab Suci, tambahnya.
“Para sarjana injil yang bertanggung jawab untuk merevisi injil akan melakukannya dengan sangat sensitif kemudian mengajukannya ke pastoral, doktrinal, pertimbangan liturgi” saat mereka bekerja untuk menghasilkan konsep, yang kemudian akan disajikan untuk review dan persetujuan awal oleh subkomite terjemahan Kitab Suci, kardinal itu menambahkan.
Pada akhirnya, lembaga keuskupan akan diminta untuk menyetujui teks Injil revisi yang telah selesai untuk penggunaan liturgis, sehingga kemudian dapat disampaikan ke Roma Vatikan untuk “recognitio,” setelah itu presiden konferensi para uskup AS dapat menggunakannya.(fq/cna)