Genderang kampanye pemilihan presiden (Pilpres) di Yaman mulai ditabuh, Rabu (23/8). Ada dua calon kuat yang siap bersaing keras, yaitu calon yang saat ini masih memegang jabatan presiden, Ali Abdullah Soleh dari partai yang tengah berkuasa dan jagoan dari koalisi partai-partai oposisi Faishal bin Syamlan.
Jadwal kampanye pilpres ini akan berlangsung sampai 19 September mendatang, sehari sebelum pencoblosan. Selain Soleh dan Syamlan, ada tiga kandidat independen lainnya yakni Fathi al-‘Azb, Ahmad Abdullah al-Majidi dan Yasin Abduh Nu’man. Dua nama terkahir dikenal sebagai orang dekat pemerintahan.
Zaid asy-Syami, Ketua Pemenangan Syamlan, mengatakan, “Hari Rabu ini merupakan kampanye bagi kandidat oposisi, yang berpijak dari keinginan rakyat Yaman akan adanya perubahan dan keluar dari kesulitan ekonomi yang menerpa mereka,” seperti dikutip IslamOnline.
Asy-Syami menjelaskan soal keterbatasan finansial bagi jagoannya ini. Kondisi ini sangat kontras jika dibanding dengan dana yang disiapkan bagi Soleh. Asy-Syami menuduh Soleh menggunakan dana negara, kewenangan dan media pemerintah untuk kempanye dirinya.
Menurut Asy-Syami, Koalisi Oposisi ini terdiri sejumlah partai oposisi yaitu Partai Ishlah (berafiliasi ke Al-Ikhwan Al-Muslimun), Partai Sosialis Yaman, Partai an-Nashiri, Partai Persatuan Kekuatan Bangsa dan Partai Kebenaran.
Syamlan berjanji jika dirinya terpilih nanti, akan mengurangi masa jabatan presiden menjadi 5 tahun dari 7 tahun. Selain itu Syamlan juga berjanji akan memisahkan otoritas kelembagaan negara dan mendirikan sebuah lembaga yudikatif yang independen.
Terkait program-program layanan publik, Syamlan mengatakan akan mengurangi pajak penghasilan, menaikkan anggaran pendidikan dan kesehatan, perbaikan kondisi tentara dan pegawai serta lebih memperhatikan sektor perempuan dan generai muda.
Syamlan sendiri pernah menjabat sebagai menteri untuk pertama kalinya tak lama setelah Yaman Selatan merdeka dari penjajahan Inggris pada tahun 1976. Pada tahun 1993 Syamlan berhasil duduk sebagai anggota DPR Yaman sebagai calon independen. Syamlan pernah menjadi buah bibir masyarakat Yaman ketika ia dengan suka rela mengembalikan fasilitas mobil yang diperolehnya ketika ia menjabat sebagai menteri.
Selain itu ia juga pernah mengundurkan diri sebagai anggota DPR Yaman lantaran adanya keputusan perpanjangan masa jabatannya yang tadinya 4 tahun menjadi 6 tahun. Ketika itu Syamlan berkomentar singkat, “Rakyat hanya memberikan mandat untuk 4 tahun saja.”(ilyas/iol)