Tanggal 23 Mei, pekan depan, PM Israel Ehud Olmert akan bertemu dengan Presiden Bush. Seorang pejabat tinggi Amerika mengatakan, Presiden Bush akan mendorong PM Israel Olmert untuk tidak mengambil keputusan-keputusan yang membahayakan kesepakatan perdamaian di masa depan di kawasan Timur-Tengah. Hal tersebut akan disampaikan Bush saat Olmert memaparkan rencana sepihaknya “menghimpun permukiman besar” (convergence plan) di Tepi Barat.
Washington menunjukan ketidaknyamanan atas janji Olmert yang akan melakukan langkah sepihak Olmert untuk menetapkan batas perbatasan final Israel apabila upaya-upaya perdamaian tetap beku dengan Palestina.
Dalam kunjungan pertama ke Gedung Putih sejak terpilih menjadi PM Israel pada Maret lalu, Olmert membutuhkan dukungan Amerika untuk melaksanakan strategi “rencana penghimpunan” (convergence plan) yang berisi pengosongan permukiman-permukiman Yahudi yang terpencil di Tepi Barat dan menghimpunnya dalam permukiman-permukiman Yahudi besar di wilayah tersebut untuk selama-lamanya.
Pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya ini menegaskan bahwa Presiden Bush bertekad tidak mengambil keputusan dalam pembicaraan yang dilakukan dengan Olmert, Selasa depan. Namun akan memberikan ide kepada PM Israel untuk melihat sekiranya Olmert setuju dengan pandangan Washington untuk menyelesaikan konflik di atas dasar pendirian negara Palestina berdampingan dengan Israel secara aman.
Meskipun rencana sepihak Olmert ini belum dijelaskan secara mendetail, namun pihak Palestina mengatakan bahwa Israel akan mencaplok tanah Palestina dan menghancurkan harapan pendirian negara Palestina yang memiliki perangkat-perangkat untuk eksis di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pejabat Amerika ini tidak mengungkapkan pendapat tertentu dalam rencana Olmert yang berisi penetapan batas final Israel tanpa persetujuan Palestina. Namun dia mengatakan, langkah apapun yang dilakukan Israel untuk mengosongkan perlawanan Yahudi di Tepi Barat akan disambut baik oleh pihak Washington.
Dia mengisyaratkan bahwa rencana penghimpunan permukiman-permukiman Yahudi di Tepi Barat sesuai dengan pandangan Bush yang mengatakan bahwa apapun kesepakatan perdamaian di masa depan tidak mengharuskan penarikan Israel dari seluruh tanah Palestina yang didudukinya pada perang tahun 1967.
Dia menjelaskan bahwa persetujuan apapun terhadap rencana Olmert ini akan menuntut waktu pembahasan panjang. Itu apabila Menteri Luar Negeri Amerika Condalizza Rice membuka pintu bagi kemungkinan persetujuan Washington terhadap rencana sepihak Olmert yang diajukan tersebut.
Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) telah memutuskan bahwa semua permukiman Yahudi yang dibangun Zionis Israel di tanah Palestina yang mereka duduki sebagai tindakan illegal dan tidak sah.
Diprediksi, dalam pertemuan Selasa pekan nanti, Bush dan Olmert akan membuat strategi untuk melakukan isolasi terhadap pemerintahan Hamas. Pejabat Amerika ini menegaskan bahwa Washington akan mendorong Olmert untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Pada Rabu (17/05) lalu PM Israel Ehud Olmert telah menegaskan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden Abbas. Namun dirinya tidak memeliki gambaran kemungkinan dicapainya kemajuan dari pembicaraan nanti di tengah-tengah apa yang disebut Olmert sikap “ekstrim pemerintahan Hamas”. (was/aljzr)