Bush mengaku geram melihat perkembangan terakhir di Somalia, terkait kemenangan milisi pro Mahkamah Syariah Islam yang menguasai seluruh kota Mogadishu dan sejumlah wilayah strategis. BBC melansir ucapan Bush, “AS akan berupaya agar Somalia tidak menjadi tempat aman untuk para teroris.”
Teroris? Ya, hanya itu yang selalu menjadi dalih penyerangan dan ekspansi militer AS ke sejumlah negara Muslim. Termasuk di Somalia, AS menuding keberadaan Mahkamah Syariah yang memang merupakan produk masyarakat Islam Somalia, sebagai organisasi teroris yang menginduk pada jaringan Al-Qaidah, pimpinan Usamah bin Laden.
Meski tudingan itu ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin Somalia dan masyarakat Somalia, tapi stempel teroris itu lagi-lagi ditempelkan oleh Bush. AS lalu menyokong terbentuknya kelompok para gembong perang yang dinamakan Koalisi Perdamaian dan Anti Terorisme. Kelompok pro AS itulah yang belakangan mendapat kekalahan berulangkali oleh kelompok pro Mahkamah Syariah.
Parlemen Somalia berulangkali menegaskan bahwa Mahkamah Syariah adalah buah dari realitas sosial yang telah mengalami situasi kacau selama lebih dari 15 tahun. Mantan Menteri Informasi Somalia, Mahmud Jama, mengatakan kepada BBC, “Kemungkinan situasi akan lebih aman setelah Mahkamah Syariah berhasil mengendalikan seluruh Mogadishu.”
Menurut koresponden BBC, kini sejumlah keluarga telah kembali dengan tenang ke rumah-rumah mereka di Mogadishu, yang semula mereka tinggalkan karena situasi perang.
Meski Bush menyatakan berang dengan perkembangan di Somalia, namun Washington cenderung diam terhadap informasi yang menyebutkan keterlibatannya menyokong pasukan Koalisi Perdamaian Anti Teroris di Somalia. (na-str/bbc)