Presiden AS George W. Bush akhirnya mengakui bahwa Ia tidak tahu apakah para pemimpin Iran punya peran dalam memerintahkan Brigade Al-Quds-Garda Revolusi Iran-yang dituduh AS telah menyelundupkan senjata ke Irak untuk melawan pasukan koalisi AS.
"Saya tidak tahu apakah pasukan al-Quds mendapat perintah dari para eselon pemerintah Iran atau tidak, " kata Bush, Rabu (14/2).
Namun Bush merujuk aksi-aksi ledakan bom di Irak dan mengatakan bahwa ia sangat yakin pasukan al-Quds yang merupakan bagian dari pemerintah Iran, telah menyediakan bom-bom canggih yang telah melukai banyak pasukan AS di Irak.
"Poin saya adalah apa yang terburuk, mereka memerintahkan dan dilakukan atau mereka tidak memerintahkan tapi aksi itu dilakukan?, " tanya Bush.
Dalam pernyataannya kemarin, Bush juga mengatakan bahwa untuk saat ini ia tidak mau berdialog langsung dengan Iran. Bush baru bersedia bicara dengan Iran jika Iran sudah membuktikan telah menghentikan aktivitas nuklirnya.
"Jika saya berpikir kita akan sukses, saya akan duduk bersama. Tapi saya pikir, kita tidak akan sukses untuk sekarang ini, " tukas Bush.
Sebelumnya, mantan Presiden Iran, Hashemi Rafsanjani mengatakan bahwa Tehran akan mengatasi semua rintangan yang menghalangi upaya negosiasi dengan AS, jika AS menunjukkan niat baiknya untuk berdialog.
Terkait dengan masalah Irak, Bush mengatakan butuh waktu untuk mengatasi masalah keamanan di Negeri 1001 Malam itu. Ia mengaku menghormati Kongres yang menentang keputusannya mengirimkan pasukan tambahan ke Irak, namun Bush mengkritik resolusi yang diajukan Kongres, yang mengecam penguatan militer di Irak karena hal itu sudah didiskusikan sebelumnya.
"Minggu-minggu ini Dewan Perwakilan Rakyat akan melakukan voting atas resolusi menentang rencana baru pemerintah di Irak, sebelum memberi kesempatan pada pelaksanaan rencana baru itu. Orang-orang sudah menghakimi terlebih dulu atas hasil dari rencana itu, " ujar Bush. (ln/aljz)