Presiden AS menyudahi kunjungannya ke Irak, kemarin sore (3/9). Bush sebelumnya melakukan kunjungan mendadak dan tiba di Anbar, salah satu wilayah Irak yang dikuasai hampir sepenuhnya oleh pasukan AS.
Dalam kunjungannya itu, Bush mendeklarasikan pernyataannya untuk mengurangi jumlah pasukannya di Irak di masa mendatang. Tapi ia juga tegas menyatakan tidak akan menarik pasukannya segera dari negeri yang didudukinya sejak tahun 2003.
Sebelum meninggalkan Irak, Bush menggelar pertemuan dengan pasukan marinir dan para pemimpin militer di Irak. Di hadapan mereka, Bush mengatakan bahwa berkat upaya pasukan AS, Anbar sekarang menjadi salah satu tempat paling aman di Irak. Bush sendiri mengatakan kepada para wartawan, “Panglima pasukan Amerika di Irak Jenderal David Petraeus dan Duta Besar Ryan Crocker mengatakan, bahwa keberhasilan yang dicapai pasukan AS sekarang di Anbar sekarang memungkinkan stabilitas keamanan dan itu berarti kebutuhan terhadap militer AS menjadi lebih sedikit. ”
Dalam kesempatan itu, Bush juga menolak tekanan yang terus menerus dilakukan oleh Kongres AS agar dirinya mulai menarik mundur pasukannya segera dari Irak. Menurut Bush, penarikan pasukan AS akan berdampak besar pada stabilitas keamanan di Irak. “Penarikan mundur harus berdasarkan pusat kekuatan dan keberhasilan, bukan bertolak dari rasa takut dan kegagalan, ” demikian dalih Bush.
Ini adalah kunjungan Bush ketiga di Irak, setelah sejak tahun 2003, pertama kali pasukan AS menjejakkan kakinya di Negeri 1001 itu. Awalnya, AS berdalih, Saddam yang ketika itu masih menguasai Irak menyimpan senjata pemusnah massal sehingga layak untuk diserang dan ditundukkan. Meski hingga kini, tudingan Bush hanya pepesan kosong, tapi ia terus menerus menambah jumlah pasukanya di Irak, dengan beragam dalih yang lain. (na-str/aljzr)