Bentrokan kembali terjadi antara muslim Rohingya dan tim Investigasi Birma, pada hari Juma’t lalu (26/4). Kantor berita Rohingya melaporkan bahwa hal tersebut terjadi ketika tim Investigasi yang terdiri dari pihak Imigrasi, Polisi, dan pasukan keamanan perbatasan Nasaka, mulai mengumpulkan data dari warga rohingya, dan ketika tim bertanya tentang daerah asal mereka, para warga menjawab :”Rohingya”, namun tim investigasi menulis pada kolom Asal daerah dengan “Bengali”.
Kator berita tersebut juga menambahkan bahwa warga Rohingya keberatan dengan penyimpangan ini, yang menyebabkan perselisihan antara anggota tim Investigasi dan warga Muslim Rohingya, bahkan keributan meluas, dan kemudian pasukan keamanan campur tangan dalam mengendalikan situasi dengan menembakkan puluru hidup.
Perlu diketahui bahwa pada tahun lalu, pemerintah Birma melalui tim Investigasinya memaksa warga Muslim Rohingya untuk menerima bahwa mereka berasal dari Bengali, dan beberapa kali tim Investigasi mengganti kata Rohingya menjadi Bengali.
Seperti dilaporkan oleh Observatorium arakan melalui Twitter bahwa umat Islam “Akiab”berhasil mengusir 15 anggota timm Investigasi dan tentara pemerintah menyerang 12 desa untuk merampas dokumen yang membuktikan bahwa mereka adalah warga asli Rohingya, lalu memaksa mereka untuk mengakui bahwa mereka berasa dari “Bengali”. (hr/IS)