Centers for Disease Control and Prevention, lembaga yang bergerak untuk menanggulangi penyakit dan perlindungan penyakit, menyebutkan angka miris tentang jumlah korban gantung diri yang terjadi di kalangan anak-anak dan remaja AS. Dilaporkan bahwa angka anak-anak dan remaja AS yang melakukan gantung diri naik sekitar 8% pada tahun 2004 dibanding tahun 2003.
Menurut lembaga tersebut sekitar 4599 anak yang berusia antara 10 hingga 24 tahun telah menggadaikan hidup mereka dengan bunuh diri. Sedangkan pada tahun 2003, pelaku bunuh diri golongan usia yang sama mencapai 4258 orang. Bila dibandingkan jumlah anak-anak dan remaja yang bunuh diri di tahun 1990, angka di tahun 2004 melonjkak sekitar 28 persen. Data ini, sekaligus menegaskan bahwa bunuh diri termasuk tiga alasan terbesar yang menyebabkan kematian bagi kelompok anak-anak hingga pemuda di AS.
Yang paling memprihatinkan disebutkan, bahwa kasus bunuh diri paling banyak terjadi di kelompok usia 15-19 tahun. Di mana jumlah mereka yang meninggal akibat bunh diri meningkat dari 265 orang di tahun 2003 menjadi 355 orang di tahun 2004.
Masih menurut lembaga penelitian itu, jumlah kasus bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok usia tersebut, naik 7, 32% dari seratus ribu orang di tahun 2004. Padahal sebelumnya di tahun 2003, hanya terjadi 6, 78% per seratus ribu orang. Metode bunuh diri yang dilakukan, kebanyakan adalah melalui cara gantung diri. Cara itu dipilih oleh kelompok usia 10 – 14 tahun.
Di tahun 2004, ada 161 ribu pemuda dan anak-anak di seluruh wilayah AS, yang berusia antara 10-24 tahun mendapat pengobatan medis di ruang di berbagai rumah sakit, karena mencoba melakukan upaya bunuh diri. (na-str/aljzr)