Bulan Maret, Jumlah Rakyat Irak yang Tewas Meningkat Tajam

Bulan Maret menjadi bulan "mematikan" di Irak. Selama satu bulan itu, jumlah warga Irak yang tewas meningkat sebesar 50 persen dari bulan sebelumnya.

Dari laporan kementerian kesehatan, kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri Irak, diperkirakan total jumlah warga Irak yang tewas selama bulan Maret kemarin sebanyak 1.082 orang, dua kali lipat dari jumlah bulan Februari yang tercatat sebanyak 721 orang.

Dari ribuan korban tewas sepanjang bulan Maret, 925 orang di antaranya adalah warga sipil. Korban tewas kebanyakan karena aksi-aksi kekerasan, seperti pertempuran dan aksi-aksi pemboman yang menurut laporan tersebut juga meningkat di bulan Maret kemarin.

Meski kebanyakan korban tewas adalah warga sipil, jumlah korban tewas di pihak pasukan militer dan polisi Irak juga cenderung tinggi pada bulan Maret. Pada bulan Februari, tercatat 65 polisi dan 20 tentara Irak yang tewas. Sedangkan pada bulan Maret, jumlah polisi Irak yang tewas mencapai 102 orang dan tentara Irak yang tewas sekitar 45 orang.

Jumlah korban tewas yang meningkat tajam sepanjang bulan Maret kemarin, menjadi tamparan keras bagi pemerintah Irak dan pasukan koalisi AS yang selama ini mengklaim korban kekerasan cenderung menurun.

Dalam pertempuran antara pasukan Irak dan kelompok milisi Syiah di Basra pekan kemarin, korban tewas mencapai ratusan orang. Sejumlah laporan menyebutkan banyak korban yang jatuh karena terperangkap dalam pertempuran sengit itu. Pertempuran pecah setelah PM Irak Nouri al-Maliki memerintahkan agar pasukannya bersikap tegas terhadap kelompok milisi Syiah.

Maliki mengklaim berhasil memukul mundur pasukan milisi Syiah dan akan mengerahkan sekitar 10.000 pasukan untuk menjaga keamanan kota Basra, kota pusat penghasil minyak di Irak. Sementara itu, Inggris mengumumkan akan menunda pengurangan pasukannya di selatan Irak, menyusul pertempuran di Basra. (ln/bbc)