Buku-buku apa yang saat ini membanjiri toko-toko buku di AS? Jawabnya adalah buku-buku yang isinya menyerang kebijakan Presiden AS George W. Bush, mulai dari masalah teokrasi, resiko kebangkrutan AS dan maraknya sikap anti AS.
Analis politik Thomas Mann dari Brookings Institution pada AFP mengatakan, buku-buku itu merefleksikan isu-isu politik yang lebih luas yang sekarang sedang terjadi.
"Bush mendapatkan dukungan yang besar dari kalangan konservatif dan Republik. Dan sekarang, saat menghadapi rating yang merosot, defisit anggaran yang besar dan perangnya yang tidak populer, performance Bush menjadi sorotan dan dikritik oleh banyak orang," katanya.
Contoh terakhir adalah buku karya Francis Fukuyama berjudul ‘America at the Crossroads" yang membongkar kebusukan kalangan neokonservatif di mana Bush termasuk di dalamnya, dan penjelasan Fukuyama mengapa akhirnya ia meninggalkan kelompok neokonservatif itu.
Dalam bukunya Fukuyama menulis pengalamannya ketika menghadiri acara makan malam tahunan yang diselenggarakan American Enterprise Institute pada Februari 2004. Dalam acara itu seorang kolomnis Charles Krauthammer memberikan pidatonya.
"Pidato itu diberikan hampir setahun setelah invasi AS ke Irak, perang itu pada hakekatnya bukan perang yang secara kualitas sukses. Saya tidak paham, mengapa orang-orang di sekeliling saya memberikan aplaus yang sangat antusias, bahwa AS tidak menemukan satupun senjata pemusnah massal di Irak, menghadapi keganasan kelompok pejuang, dan hampir secara total mengisolasi dirinya dari percaturan dunia menyusul penerapan strateginya yang unipolar" tulis Fukuyama dalam bukunya.
Bagi Fukuyama, "Fakta bahwa ada kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh negara superpower di dunia ini justru menyingkap kerusakan-kerusakan yang fatal di tengah tatanan dunia atas dasar hegemoni AS. Hegemoni itu dilakukan secara sengaja, penuh kehati-hatian dan licik dengan menggunakan kekuatannya."
Salah satu buku yang mengkritik Bush adalah buku berjudul ‘Impostor, How George W. Bush Bankrupted America and Betrayed the Reagan Legacy" ditulis oleh seorang komentator yang juga bekerja untuk mantan presiden AS Ronald Reagan, Bruce Bartlett. Dalam bukunya itu, Bartlett memfokuskan tulisannya pada konsekuensi-konsekuensi defisitnya anggaran AS.
Posisi Bush memang tidak lagi populer bahkan di kalangan rakyat AS sendiri. Sebuah polling yang dilakukan oleh CNN, USA Today dan Gallup yang dirilis pada pekan kemarin menunjukkan, hanya 38 persen responden rakyat AS yang meyakini bahwa AS baik-baik saja dalam perangnya di Irak, sementara 60 persen responden mengatakan bahwa kondisi AS di Irak makin memburuk.
‘Partai Agama Pertama dalam Sejarah AS’
AFP menyebutkan, di antara buku-buku yang mengecam tajam Bush adalah buku-buku yang ditulis mantan ‘kaisar’ anti terorisme Richard Clark dan mantan menteri keuangan Paul O’Neil. Namun buku yang paling laris dan masuk daftar buku bestseller di Amazon.com adalah buku karya Kevin Phillips, seorang komentator yang berjudul "American Theocracy, the Peril and Politics of Radical Religion, Oil and Borrowed Money in the 21st Century."
Phillips mengatakan, gaya Bush yang kerap terlalu banyak membawa-bawa agama dalam pidatonya telah membawa Partai Republik seolah menjadi ‘partai agama pertama dalam sejarah AS.’ Bush, menurut Phillips sering menyinggung soal hari kiamat dan armageddon dalam pidatonya. Dan dua kali pemilu presiden kemarin, tambah Phillips, menandai transformasi partai agama pertama di AS. Dalam hal ini Phillips juga menyebutkan adanya mobilisasi gereja-gereja dalam dua pemilu presiden terakhir di mana Bush terpilih kembali.
Menurut Phillips, trend seperti ini merupakan kabar buruk bagi AS. Agama menjadi perhatian sentral dalam pemilu presiden AS tahun 2004 di mana Bush kerap menggunakan perumpamaan-perumpamaan ajaran agama dalam pidatonya.
Para analis mengatakan, Bush memainkan isu agama dan ketakutan akan terorisme demi memenangkan kursi kepresidenan untuk yang kedua kalinya. Menurut para analis itu, banyak orang yang datang memberikan suaranya karena alasan-alasan agama yang diberikan, bahwa AS memiliki gereja-gereja yang tingkat kedatangan para jamaahnya tertinggi dibandingkan negara-negara industri lain seperti Inggris dan Kanada.
Dalam pidatonya, Bush bahkan seringkali menyebut kata ‘Tuhan’ dan ‘keyakinan’. Misalnya dalam debat calon presiden pada pemilu 2004, Bush mengatakan bahwa ia bertindak dengan bimbingan Tuhan. "Doa dan agama menopang saya," katanya waktu itu. (ln/iol)