Jatuh korban akibat intimidasi dari kaum Budha dan perusakan harta milik Umat Muslim di Srilanka , menyuarakan kekhawatiran mendalam , menjadikan umat Muslim gantikan Tamil sebagai musuh utama umat Buddha yang baru ‘ .
” Kami telah hidup damai , bersatu , dengan agama lain selama berabad-abad , ” ujar Sheik Fazil Farook , sekretaris Kongres Muslim , sebuah organisasi yang terdiri dari 6.000 ulama di Sri Lanka , mengatakan kepada media The Star , Selasa 14 Januari.
” Pernah pada masa lalu terjadi turbulensi oleh sedikit kelompok yang mencoba untuk membagi masyarakat dari kelompok garis keras yang mengaku sebagai umat Buddha , tetapi pada saat itu mayoritas masyarakat di negeri ini tidak menyetujuinya. ”
Paska perang sipil berakhir (Budha dengan Hidu Tamil) , optimisme membawa harapan bahwa negara itu bisa menjadi bersatu , tetapi serangan yang sering terjadi oleh Buddha radikal menunjukkan wajah Sri Lanka terjerumus menjadi ketegangan internal yang baru.
Selama perang sipil 30 tahun antara Macan Pembebasan Tamil Elam ( LITE ) yang beragama Hindu dan pemerintah pusat yang bermayoritas Budha , kala itu umat Islam di negeri itu , meskipun berbahasa Tamil , berpihak pada pemerintah yang melawan Tamil Hindu.
Menyangkal tuduhan adanya Islamisasi Sri Lanka , Farook mengatakan : ” Mereka mengatakan kami umat Islam akan membawa Shari`ah Islam di Srilanka , meskipun kita memberitahu mereka bahwa kita tidak melakukannya (di Srilanka), karena negeri ini (Srilanka) bukanlah sebuah negara Islam . ”
Dalam tindakan kekerasan terbaru terhadap minoritas Muslim , Radikal Buddha menyerang industri halal yang berkembang di negara Asia tersebut , mereka meminta penghapusan logo halal pada setiap produk .
” Ini benar-benar mengejutkan kami , ” kata Farook . ” baik kami memutuskan , OK , kita akan menyerah atas tuntutan mereka , walaupun faktanya produk daging itu masuk juga ke rumah-rumah mereka .
” Hanya satu dari 52 perusahaan yang menarik sertifikat halal . Walaupun produk itu masih halal , agar produk mereka tidak mendapatkan imbasnya. ”
Pebisnis Muslim di Srilanka akhirnya melakukan sebuah pengorbanan untuk menjaga harmoni negara mereka , para ulama di Sri Lanka mempertimbangkan dan memutuskan kebijakan pada Maret 2013 , dengan menghapuskan logo halal pada semua produk agar membantu meredakan ketegangan dengan umat Buddha .
Muslim Sri Lanka , yang dikenal sebagai ” Moor ” , adalah kelompok etnis terbesar ketiga di negara itu setelah Sinhala , yang membentuk 70 persen dari jumlah penduduk , dan Tamil , yang jumlahnya 12,5 persen.
Para pengamat politik mengatakan pemerintah Srilanka berada di bawah tekanan mayoritas Buddha di setiap kali ada benturan etnis .
Selama perang sipil yang panjang di negara itu , komunitas Muslim sering terjebak di antara dua pihak yang bertikai dan memiliki reputasi sebagai mediasi dari setiap konflik horisontal di negara tersebut. (OI.net/KH)